Jokowi: Tidak Ada Kekuasaan yang Absolut

Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Bugis
Sumber :
  • ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo membacakan pidato pada sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Rabu, 16 Agustus 2017. Kepala Negara kembali menyinggung tudingan otoriter terhadap pemerintahannya.

Presiden Jokowi mengatakan, memberi penghargaan terhadap seluruh lembaga negara yang kompak dan saling bekerja sama. Dengan kerja sama itu, Jokowi yakin tidak akan memperlemah tugas dan tanggung jawab masing-masing lembaga tersebut.

"Dalam semangat persatuan Indonesia itu, lembaga-lembaga negara justru bisa bekerja dengan lebih baik. Bila saling mengingatkan, saling kontrol, saling mengimbangi dan saling melengkapi," ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya.

Selanjutnya, Presiden Jokowi juga menyinggung peran dan tanggung jawab lembaga-lembaga negara yang sama. Tidak ada yang melebihi, sehingga tidak ada yang bisa menjalankan otoritarianisme. Diketahui, beberapa pekan lalu, Presiden Jokowi dinilai sebagai pemimpin otoriter. Ini terkait dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 tahun 2017 tentang Ormas.

"Tidak ada satu lembaga negara pun yang memiliki kekuasaan absolut, memiliki kekuasaan yang lebih besar dari lembaga negara yang lain," kata Jokowi.

Maka, lanjut Presiden, inilah sebenarnya yang menjadi jati diri bangsa Indonesia. Tidak adanya absolutisme dalam lembaga negara, merupakan kekuatan bangsa dalam menghadapi rintangan.

"Inilah keunggulan bangsa kita dalam menghadapi masa depan. Kekuatan yang juga terefleksikan dalam 72 tahun perjalanan bangsa dan negara kita," kata Jokowi. (ase)

Menteri LHK: Pembangunan Tak Boleh Terhenti Atas Nama Deforestasi
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi.

Mendag Lutfi Dinobatkan Jadi Pemimpin Terpopuler oleh Warganet

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, dinobatkan sebagai Pemimpin Paling Populer 2021. Penghargaan diberikan oleh PR Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
10 Desember 2021