- VIVA.co.id/ Eka Permadi
VIVA.co.id – Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz menilai, kinerja Panitia Khusus Komisi Pemberantasan Korupsi yang dibentuk DPR tidak relevan.
"Setidaknya ada enam temuan kinerja Pansus KPK yang tidak relevan," kata Donal di kantor ICW, Jakarta, Minggu, 27 Agustus 2017.
Temuan pertama terkait aktivitas yang tidak relevan, di antaranya kunjungan ke Kepolisian dan Kejaksaan untuk menggalang dukungan, kunjungan ke Lapas Sukamiskin dan kunjungan ke safe house KPK.
Temuan kedua, terkait pemilihan ahli yang diminta keterangan oleh Pansus, seperti Yusril Ihza Mahendra, Zain Badjeber, Muhammad Sholehhuddin, Romli Atmasasmita dan Mahfud MD.
"Empat ahli terkesan mendukung atau menguntungkan Pansus KPK. Hanya satu, Prof Mahfud MD yang mempersoalkan pansus, sejak awal Pansus diduga sudah melakukan pemilihan ahli yang menguntungkan," ujarnya.
Temuan ketiga berupa kunjungan politik dan tidak relevan. Kemudian, temuan keempat pemilihan saksi. Kelima diduga menebar hoax.
"Setidaknya ada 10 upaya penyebaran hoax untuk menggalang opini negatif. Seperti tudingan KPK mempunyai rumah sekap. Tudingan KPK lembaga super body dan tudingan KPK seperti kantor pos yang menerima pesanan perkara," ujarnya.
Temuan keenam diduga penyebaran ancaman. Di antaranya ancaman pembekuan anggaran Polri dan KPK, desakan mengganti juru bicara dan revisi undang-undang KPK.