Kisah Lucu JK Kejar Cinta Mufidah Selama Tujuh Tahun

Wapres Jusuf Kalla dan istri.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id – Hari jadi pernikahan ke - 50 Wakil Presiden Jusuf Kalla dan istrinya Mufidah Kalla akan menjadi memori tersendiri bagi tamu yang hadir. Bagaimana tidak, JK yang pada acara terakhir didaulat mengisi kata sambutan justru 'dipaksa' membacakan puisi yang ia buatnya sendiri. 

JK Sebut Penundaan Pemilu Langgar Konstitusi

Terlihat JK menaiki panggung bersama Mufidah dan memulai kata - katanya dengan gerak canggung.  Di depan tamu hadir, JK menyebut judul puisinya itu bertajuk 'Setengah Abad yang Indah'.

"Di hari Minggu yang sama setengah abad yang lalu, kita duduk bersanding dengan penuh bahagia. di aula hotel negara, Makassar yang pada waktu itu cukup terpandang. Sekarang sudah bubar itu hotel," ucap JK disambut tawa tamu saat menghadiri pernikahan emas JK - Mufidah di kawasan Jakarta Selatan, Minggu malam 27 Agustus 2017. 

Kata Jusuf Kalla Soal Kabar Cak Imin-Anies Masuk Bursa Pilpres 2024

JK pun lantas melanjutkan puisi itu dengan berbagi kisah awal mula perkenalan dengan mantan kekasih yang kini menjadi teman hidupnya itu. Berawal dari perkenalannya duduk di bangku SMA, Mufidah saat itu adalah adik kelas Ucu - panggilan akrab JK sewaktu di Makassar.

"Kita bersebelahan kelas. Karena kau adik kelasku, Aku terpesona dengan kesederhanaanmu. Walaupun kau sempat takut tak peduli padaku. Aku menyukaimu pada detik pertama aku melihatmu," ujar JK. 

Saat Jusuf Kalla Cerita ke Gus Miftah Tentang Kisah Inspiratifnya

Tak sampai di situ, JK mengaku butuh waktu tujuh tahun untuk mengejar cintah Mufidah. Mufidah, kata dia, kerap didampingi oleh adik - adiknya bila diajak bertemu dengan JK. 

Saat itu, hanya JK selalu mengajak berboncengan untuk pulang lantaran hanya dia lah yang memiliki motor merek Vespa, sementara murid lainnya hanya bersepeda atau jalan kaki. 

"Tapi engkau seperti jinak - jinak merpati, sama dengan nama jalan di depan rumahmu. Antara mau dan tidak, sering membingungkan tidak jelas. Aku bersabar berjuang dengan waktu," ujarnya. 

"Selama tujuh tahun kita hanya sekali nonton bioskop. Itu pun dengan teman temanmu. sehingga untuk bisa memegang tanganmu saja, sangat sulit."

JK yang pria asli Bugis ini mengaku sempat ragu ingin mendekati. Perbedaan budaya menjadikan penyebabnya. Mufidah asli Minang, Sumatera Barat, adalah putri satu - satunya di keluarga. 

Orangtuanya tak mau Mufidah dipinang oleh orang yang tak tepat. Mengenang masa itu, JK mengaku kurang mendapat perlakuan tak enak jika berkunjung ke rumah Mufidah.

"Kau baru dipanggil keluar, kalau saya permisi pulang. Sebenarnya itu termasuk perilaku yang kejam," ucap JK mengenang masa itu.

"Orang tuaku pula sering salah mengerti adat Minang. Kenapa perempuan lebih banyak menentukan. Perbedaan yang nyaris menduakan kita. Kalau ke rumahmu harus siap untuk sabar. Mendengar petuah bapakmu dengan suara yang pelan, seperti guru menasehati muridnya."

Sebelum hari pernikahan di tahun 1967, JK pun mengingat kembali pengorbanannya untuk bisa dekat dengan Mufidah. Ia harus berpura - pura menjadi nasabah aktif agar bisa bertemu tiap saat dengan calon istrinya. Saat itu Mufidah bekerja di salah satu bank terkemuka sambil melanjutkan kuliahnya.

"Semua itu agar bisa bertemu dengan-mu, dan melihat senyummu. Keras sekali perjuanganku tapi demi menatapmu," ujarnya.

Hingga akhirnya hari baik pernikahan itu tiba, JK pun merasa puas wanita yang diimpikannya akhirnya 'menyerah'. 50 tahun perjalanannya mengarungi rumah tangga, JK memuji kesederhanaan istrinya.

Tak pelak, masakan Mufidah pun disebutnya sebagai 'Chef' terbaik yang pernah ada. Mufidah menurut salah satu penuturan anak bungsunya Chairani Jusuf Kalla, selalu menunggu pulang kerja ayahnya untuk makan malam bersama. JK juga menyebut dalam mengasuh anak - anaknya dulu, istrinya tak pernah dibantu oleh seorang asisten rumah tangga. Ia sangat kagum keuletan Mufidah mengasuh kelima anaknya.

Akhir kata, sambil menutup puisi, JK pun akhirnya melontarkan kalimat romantis yang tak pernah ia lakukan selama ini. 

"Orang Bugis tak fasih berkata kata indah. Kecintaannya ditunjukkan oleh perilaku, bahasa tubuh, dan senyumnya. Untuk romantis pun aku tak pandai ucapkan dengan kata kata. Karena itu aku minta maaf kepadamu, karena selama 50 tahun aku tak pernah beri bunga sambil berucap i love you," kata JK disambut teput tangan hadirin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya