- VIVA.co.id/ Eduward Ambarita
VIVA.co.id – Puluhan orang mendatangi kantor Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Selasa, 5 September 2017. Mereka mengecam tindak kekerasan aparat negara tersebut terhadap etnis Rohingnya.
Mereka berasal dari Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) dan Aliansi Anak Bangsa untuk Kemanusiaan. Mereka menuntut pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas atas kekerasan yang terjadi di negara bagian Rakhine itu.
"Indonesia menjadi lokomotif perdamaian di Rohingya dengan melakukan upaya diplomatik untuk menekan Myanmar menghentikan kekerasan dan operasi militer di Rakhine dengan sungguh-sungguh," kata koordinator aksi, Mahyudin Rumata di Jakarta Pusat, Selasa, 5 September 2017.
Korps Mahasiswa GPII menyerukan agar pemerintah turut mempertimbangkan pemutusan hubungan diplomatik terhadap Myanmar.
Myanmar yang berada dalam komunitas ASEAN didesak untuk keluar dari keanggotaannya lantaran meniadakan hak asasi manusia di negaranya.
"Mendesak negara-negara ASEAN untuk menyamakan sikap politik dan membekukan keanggotaan Myanmar," kata Ketua Umum Kopma GPII Zulfikar Fauzi.
Pantauan VIVA.co.id, sekitar 100 personel aparat gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Menteng, menjaga lokasi.
Kepolisian menutup sebagian depan halaman kantor kedutaan dengan kawat berduri. Mereka yang menggelar aksi hanya diperkenankan menyampaikan pendapatnya di seberang kedubes karena hampir menggunakan setengah badan jalan.