- Repro Instagram indriakameswari50
VIVA.co.id – Polisi mencurigai adanya keterlibatan pihak lain dalam aksi pembunuhan pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN) Indria Kameswari, yang diduga dilakukan suaminya. Polisi masih terus mendalami pembunuhan keji ini.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus menilai, dugaan adanya keterlibatan pihak lain dalam pembunuhan tersebut masih di dalami meski ada petunjuk penggunaan KTP palsu. "Masih kami dalami," ungkap Yusri di Bandung Jawa Barat, Sabtu 9 September 2017.
Menurut Yusri, KTP yang digunakan tersangka merupakan milik saudaranya yaitu Muhammad Taweka, untuk mempermudah kabur ke Batam. Akbar diketahui berhasil kabur meninggalkan Bogor melalui bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
"Itu bukan KTP palsu. Itu KTP kakaknya yang dibawa. Makanya kami periksa kakaknya, sudah ada 14 saksi yang kami periksa," katanya.
Yusri memastikan, pelaku sampai saat ini terus berkelit dalam memberikan keterangan kepada aparat. Bahkan, menurut Yusri, sikap pelaku dalam pemeriksaan menunjukkan indikasi tidak kooperatif. "Tidak kooperatif saja. Dan pemeriksaan jiwa yang bersangkutan kami lakukan, ini kan (aksinya) sadis," ujarnya.
Sebelumnya, warga di Perumahan River Valey, Cijeruk, Kabupaten Bogor dihebohkan dengan tewasnya Indria Kameswari, pegawai BNN yang diduga dibunuh di kediamannya. Dari hasil olah tempat kejadian perkara, ditemukan luka di bagian punggung korban.
Indria ditemukan tewas sekitar pukul 07.00 WIB di kontrakannya di Desa Palasari, Bogor. Sebelum ditemukan tewas, sempat terdengar suara pertengkaran di dalam rumah.
Tak berselang lama, anak perempuan korban yang menemukan ibunya terluka langsung melapor ke tetangga. Mendapat laporan ada yang terluka, tetangga korban mendatangi rumah Indria. Tetangga korban menemukan Indria dalam kondisi tak bernyawa.
Indria Kameswari bekerja sebagai pegawai di pusat rehabilitasi BNN di Lido Bogor. Sedangkan sang suami bekerja sebagai kontraktor. Berdasarkan keterangan rekannya, selama bekerja di BNN, Indria tak pernah mengeluh soal masalah pribadinya. (ase)
