- VIVA.co.id / Agus Rahmat
VIVA.co.id – Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter, telah ditanda tangani. Maka ini menjadi pekerjaan rumah (PR), untuk membentengi generasi dari pengaruh budaya luar yang tidak baik.
Dalam pertemuan dengan ulama-ulama Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo juga menekankan pada peran pemerintah dan juga ulama, untuk membentengi generasi muda dari pengaruh buruk itu.
"Insya Allah ini menjadi pekerjaan besar kita semuanya baik itu pekerjaan besar bagi ulama maupun pekerjaan besar untuk pemerintah, umaroh," kata Presiden Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 13 September 2017.
Jokowi menambahkan pengaruh budaya luar, yang terkadang tidak sesuai dengan budaya Indonesia, harus dihadapi dengan memperkuat karakter bangsa. Maka Perpres itu keluar, agar anak didik dan generasi, tetap mengamalkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran dan kesopanan.
"Baik yang berkaitan dengan kesopanan, kesantunan, integritas, kejujuran, hormat kepada ulama, para kyai, para ustaz, para gurunya. Saya kira karakter-karakter itulah yang ingin kita kuatkan dengan perpres ini," ujar Jokowi.
Selain itu, kekhawatiran sejumlah pihak bahwa madrasah diniyah akan mati, sebenarnya tidak terbukti. Jokowi pun menegaskan perpres ini juga menjadi dasar hukum bagi pemerintah, untuk mengeluarkan anggaran membantu sekolah-sekolah itu yang selama ini hanya dibiayai secara mandiri oleh masyarakat.
Maka baik pemerintah pusat, pemerintah daerah dari provinsi hingga kabupaten dan kota, bisa mengalokasikan dananya membantu madrasah diniyah tersebut.
"Bisa mempunyai payung hukum yang jelas untuk memberikan bantuan APBN, APBD kepada proses-proses penguatan pendidikan karakter ini baik di sekolah, madrasah, di pesantren," kata Jokowi. (hd)
