Cara Mensos Khofifah Ajak Eks Napi Teroris Jadi Pengusaha

Khofifah Indar Parawansa.
Sumber :
  • dok.ist

VIVA.co.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mendorong eks napi terorisme untuk menggeluti usaha ekonomi kreatif. Menurut Khofifah, pemberdayaan ekonomi adalah salah satu cara yang paling efektif mewujudkan keadilan sosial dan pemerataan, sekaligus membendung radikalisme.

Simulasi 3 Nama Pilgub Jatim Versi ARCI: Khofifah Unggul, Dibayangi Cak Imin dan Risma

Hal tersebut disampaikan Khofifah saat menyerahkan bantuan usaha ekonomi produktif (UEP) kepada 37 eks teroris dan narapidana teroris (napiter) Bekas Warga Binaan Pemasyarakatan (BWBP) di Kantor Kementerian Sosial,Jakarta.

Sebanyak 37 eks Napiter tersebut berasal dari Jawa Barat dan DKI Jakarta yang tergabung dalam Yayasan Batas Cakrawala. Adapun bantuan UEP ini adalah yang kali ketiga disalurkan Kementerian Sosial kepada eks napiter. Masing-masing dari mereka memperoleh bantuan senilai Rp5 juta.

Gerindra Hanya Rekom Khofifah sebagai Cagub Jatim, Emil Tak Pasti jadi Cawagub

Sebelumnya, Kemensos juga memberikan bantuan berupa 39 mesin jahit dan obras di Taman Jeka,Poso yang merupakan zona merah bekas basis Santoso dan simpatisannya. Terakhir, sejumlah bansos juga diberikan kepada eks napi terorisme di Lamongan - Jawa Timur.

"Bantuan ini adalah bagian dari upaya resosialisasi dan reintegrasi mereka (eks napiter-red). Harapannya, mereka seutuhnya kembali ke pangkuan ibu pertiwi . Mereka bisa kembali berbaur dengan masyarakat umum dan melupakan pengalaman masa lalunya," ungkap Khofifah dalam keterangan tertulisnya kepada VIVA.co.id, Sabtu 23 September 2017.

Khofifah: Kita Doakan Oktober Mendatang Presiden ke-8 Prabowo Dilantik

Khofifah mengatakan bahwa penyaluran bantuan dilakukan tepat di waktu jelang Tahun Baru Hijriah, 1 Muharam. Dia berharap para napi terorisme tersebut bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

"Karenanya saya berharap para eks napiter bisa benar-benar berhijrah, tidak lagi melakukan aksi terorisme dan kembali kepada pangkuan ibu pertiwi dengan sepenuh hati," tuturnya.

Khofifah menuturkan, bantuan yang diberikan ini adalah bukti bahwa negara maupun pemerintah hadir kepada seluruh masyarakat. Tidak terkecuali kepada mereka yang pernah "khilaf" lantaran ikut terlibat dalam aksi terorisme.

Ditambahkan Khofifah, tidak jarang Ia mendapat curahan hati beberapa napi eks terorisme. Mulai dari dikucilkan keluarga, rekan, sahabat hingga sulitnya mencari pekerjaan karena predikat teroris yang disandangnya.

"Saya harap bantuan ini bisa dimaksimalkan sebaik mungkin. Jika dirasa Rp5 juta kurang 'nendang' bisa dengan cara bergabung membentuk satu kelompok usaha patungan," imbuhnya.

Sablon Kaos

Salah satu penerima bantuan yang sempat berbincang dengan Mensos, Ade Guntur alias Yazid (26) mengatakan uang tersebut akan digunakannya untuk modal usaha sablon kaos. Ade sebelumnya divonis 4 tahun penjara karena dianggap turut membantu Pepi Fernando dalam kasus bom buku tahun 2011 lalu.

"Alhamdulillah untuk modal. Usaha kaos ini sebenarnya sudah saya geluti sebelum masuk penjara. Sekarang saya mulai lagi," tuturnya.

Saat berbincang dengan Khofifah, Ade sempat menawarkan puluhan kaos jualan miliknya kepada Khofifah. Tawaran tersebut disambut Khofifah dan langsung diborong sisa kaos tersebut.

Sementara itu, Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris mengatakan, BNPT mengapresiasi langkah Kementerian Sosial yang berupaya merangkul eks napiter lewat sejumlah program perlindungan sosial.

"Saya sangat berharap Kementerian/Lembaga lain bisa melakukan langkah seperti yang dilakukan Kementerian Sosial. Hal ini tentunya tidak lepas dalam upaya mendukung penanggulangan dan pencegahan terorisme," ujar Irfan.

Irfan mengatakan, BNPT sendiri memiliki sekitar 600 orang binaan yang terdiri dari mantan teroris, mantan napi teroris, keluarga, jaringan dan mereka yang terindikasi radikal. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya