Pengungsi Gunung Agung Akan Dibuatkan Kartu Identitas Khusus

Gunung Agung di Karangasem, Bali.
Sumber :
  • Bobby Andalan (Bali)

VIVA.co.id - Warga pengungsi terdampak peningkatan aktivitas Gunung Agung di Bali akan dibuatkan kartu identitas khusus. Tujuannya, di antaranya menertibkan administrasi kependudukan sekaligus agar bantuan dapat tersalurkan dengan tepat dan efektif.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

Gubernur Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, telah memerintahkan para kepala desa di Kabupaten Karangasem agar mendata warganya yang mengungsi.

Sebenarnya, kata Gubernur, warga yang terdampak ialah mereka yang bermukim di 28 desa terdekat dari Gunung Agung. Jumlah warga di 28 desa itu tak lebih dari 70 ribu orang. Tetapi pengungsi yang tercatat sekarang mencapai 144 ribu.

Merugi, Seluruh Outlet Toko Buku Gunung Agung Bakal Ditutup Akhir 2023

Sebagian dari mereka yang mengungsi sesungguhnya tak termasuk dalam desa yang terdampak, namun mereka mengungsi karena khawatir atau panik ikut kena dampak sehingga membengkakkan jumlah pengungsi.

Kartu identitas khusus pengungsi itu, kata Gubernur, hanya khusus bagi mereka yang benar-benar warga dari 28 desa terdampak. "Mereka yang dapat dari dua puluh delapan desa itu. Itu riil pengungsi," katanya di Karangasem pada Senin, 2 Oktober 2017.

Netizen Geram Lihat Tingkah Bule Lepas Celana Pamer Alat Kelamin di Puncak Gunung Agung Bali

Gubernur menyarankan warga yang bukan dari 28 desa terdampak agar kembali ke rumah masing-masing. "Bukan karena pemerintah tidak mampu mendukung 144 ribu itu. Tetapi karena (sesungguhnya) sebagian dari mereka bisa pulang," katanya.

Namun pemerintah tetap menampung mereka yang sebenarnya tak terdampak jika mereka merasa lebih nyaman berada di pengungsian. Mereka, kata Gubernur, juga akan mendapatkan kartu identitas khusus itu.

Pastika mengaku tak dapat memastikan aktivitas Gunung Agung berakhir. Tak ada ahli yang dapat memprediksinya. Namun berdasarkan pengalaman Gunung Agung meletus pada 1963, erupsi terjadi selama setahun. Maka pemerintah pun mengantisipasi jangka panjang.

Kerajinan besek

Kepolisian Sektor Sidemen di Kabupaten Karangasem punya cara ampuh untuk mengusir kejenuhan warga yang sudah sepuluh hari mengungsi. Warga diajak membuat kerajinan berupa besek agar mereka tak jenuh sekalian tetap produktif.

Kegiatan yang dilaksanakan di Pos Pengungsian Pasar Sinduwati itu karena mayoritas pengungsi di sana masih berusia produktif. Rata-rata mereka juga memang perajin besek di desanya sebelum mengungsi.

Dari kerajinan besek yang mereka buat, Polsek Sidemen menyalurkan kepada pembelinya. Dari satu besek yang mereka buat, warga mendapat Rp3 ribu. "Kami ingin membantu roda ekonomi warga terus berputar meski di pengungsian," kata Kepala Polsek Sidemen, Ajun Komisaris I Gede Suarmawa?.

Gunakan helikopter

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menggunakan helikopter untuk memantau lebih dekat aktivitas Gunung Agung. Tapi helikopter itu tak bisa mendekat hingga di atas kawah.

Tak banyak informasi yang bisa didapat dari pengamatan dengan helikopter itu. Pengamatan dari udara tak jauh berbeda dengan yang terekam di Pos Pengamatan PVMBG.

"Kita bisa melihat situasi yang ada di bawah. Kita memantau daerah-daerah yang berada di zona bahaya, bisa terlihat," kata Kepala PVMBG, Kasbani, di Pos Pemantauan Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya