Aktivitas Gunung Agung Tinggi, Siaga Darurat Diperpanjang

Gunung Agung dari Pura Lempuyang, Karang Asem
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana memperpanjang status siaga darurat bencana aktivitas vulkanik Gunung Agung, Karangasem, Bali, hingga sembilan hari ke depan.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

Menurut Kepala BNPB, Willem Rampangilei, siaga darurat diperpanjang karena hingga saat ini belum ada tanda-tanda penurunan aktivitas vulkanik pada gunung berketinggian 3.142 mdpl itu. Bahkan, aktivitas cenderung meningkat.

"Status siaga darurat diperpanjang hingga 15 Oktober 2017," kata Willem Rampangilei di Posko Utama Siaga Darurat Tanah Ampo, Jumat, 6 Oktober 2017.

Merugi, Seluruh Outlet Toko Buku Gunung Agung Bakal Ditutup Akhir 2023

Willam mengatakan, hingga kemarin, Kamis 5 Oktober 2017 pukul 12.00 WITA total jumlah pengungsi sebanyak 146.797 jiwa. Pengungsi itu tersebar di 427 titik di sembilan kabupaten/ kota di Provinsi Bali.

Jumlah pengungsi ini jauh lebih banyak dari perkiraan awal, karena dari hari ke hari, terjadi penambahan jumlah pengungsi yang signifikan.

Netizen Geram Lihat Tingkah Bule Lepas Celana Pamer Alat Kelamin di Puncak Gunung Agung Bali

Penambahan pengungsi terjadi karena banyak penduduk dari wilayah aman yang ikut mengungsi. Mereka ikut mengungsi akibat dilanda ketakutan atas aktivitas Gunung Agung.

Karena itulah, BNPB akan berusaha mengimbau pengungsi yang berasal dari luar wilayah 28 desa rawan terdampak letusan, untuk kembali ke rumahnya. Willem mengatakan, dari hasil pemetaan, sebenarnya hanya ada 28 desa yang masuk zona merah bahaya erupsi Gunung Agung. 

Seperti diketahui, berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, zona merah berada pada radius 9 kilometer dari kawah Gunung Agung dengan sektoral 12 kilometer ke arah timur, barat, utara dan selatan.

"BNPB telah mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai bahaya erupsi Gunung Agung dengan menyebarkan leaflet, peta rawan bencana dan buku-buku komik bencana kepada anak-anak di lokasi pengungsi," kata Willem.

Sementara itu, menurut Willem, Pemerintah Kabupaten Karangasem telah menyiapkan tanah seluas 300 hektare untuk merelokasi hewan ternak milik pengungsi. Proses evakuasi ternak warga akan dilakukan Satgas TNI. 

"Saat ini sekitar 10.000 hewan ternak yang harus dievakuasi. Masyarakat diharapkan untuk selalu waspada karena erupsi Gunung Agung dapat terjadi setiap saat dan selalu ikuti imbauan pemerintah," kata Willem. (one)

Baca: Jika Erupsi, Letusan Gunung Agung Berpotensi di Atas

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya