- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo meminta aparat Kepolisian menyadari pesatnya perkembangan digital atau teknologi informasi. Ia memerintahkan perubahan itu segera diantisipasi karena berpotensi mengganggu stabilitas politik dan keamanan negara.
"Para kapolresta (dan) kapolda, saya minta harus menyiapkan diri. Perubahan-perubahan (teknologi) itu sudah tidak mungkin lagi kita hentikan. Pasti kejahatan akan berubah lebih canggih lagi," kata Presiden di hadapan ratusan petinggi Polri dalam Apel Kepala Satuan Wilayah di kampus Akademi Kepolisian di Semarang, Jawa Tengah, pada Senin, 9 Oktober 2017.
Menurut Presiden, tanggung jawab Polri menangani kejahatan dunia maya sangat besar karena terkait stabilitas politik negara. Tanda-tanda kejahatan itu, menurutnya, sudah muncul dan harus terus diantisipasi.
"Maka jangan dianggap enteng. Jangan malah kita masih terjebak dengan rutinitas yang monoton, bisa-bisa kita ditinggal zaman dan perubahan global. Karena ke depan yang menentukan adalah generasi Y, yakni generasi milenial," kata Kepala Negara.
Bukti kejahatan-kejahatan baru itu, menurut Jokowi, telah terjadi seiring perubahan perilaku mengikuti perkembangan teknologi. Ia mencontohkan kalangan muda lebih suka mengakses gawai atau gadget untuk mencari informasi daripada televisi dan media arus utama.
Di bidang keuangan dan perbankan, orang sudah meninggalkan uang tunai dan kartu kredit dan beralih paypal. Termasuk hampir semua negara bicara masalah robotik. Era internet bahkan terus berlanjut menuju artificial intelligence atau kecerdasan buatan.
"Perubahan ini yang harus disadari. Nantinya yang akan memengaruhi pasar, ya, generasi Y tadi. Termasuk ekonomi dan politik juga. Akan terjadi perubahan lanskap global, tapi ke mana belum tahu," katanya.