Mensos: Media Sosial Bisa Serap Aspirasi Masyarakat

Khofifah Indar Parawansa (baju merah) saat ziarah ke makam Bung Karno
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id –Tidak ingin membuat jarak, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menggunakan media sosial Instagram guna menyerap aspirasi masyarakat. Akun @Khofifah.IP tersebut diketahui dikelola secara pribadi oleh Khofifah. 

Di Media Sosial Ada Golongan Hitam, Abu-abu dan Putih

Khofifah kerap memposting foto rutinitas sehari-hari lengkap dengan sejumlah pesan khusus. Mulai dari kegiatan resmi hingga acara pribadinya bersama keluarga. Akun tersebut kini memliki follower mencapai 38.000. 

"Ini bagian dari adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Akun itu (@Khofifah.IP-red) saya kelola sendiri," kata Khofifah dalam keterangannya, Minggu 15 Oktober 2017

Iran Larang Penggunaan Medsos Asing di Sekolah

Khofifah menceritakan, awal mula menggunakan media sosial, lantaran merasa tidak mampu untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang sangat besar.

Menurut Khofifah, platform Instagram dianggap efektif dalam menjaring setiap masukan dari masyarakat terkait pembangunan kesejahteraan sosial. Terlebih jumlah pengguna Instagram di Indonesia cukup besar. 

Dampak Medsos, Ibu-ibu Perang Komentar soal Asuh Anak

Dengan media Instagram pula, Khofifah memantau berjalannya sejumlah program prioritas nasional seperti Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Untuk itu, ke mana pun dirinya pergi selalu membawa smartphone Android.

"Masyarakat bisa berkomunikasi dengan saya secara langsung tanpa ada penghalang. Kapan saja tanpa harus di kantor dan pemerintah bisa merespons dengan cepat, sehingga publik dapat melihat apa yang telah dikerjakan," tutur dia.  

Media sosial, lanjut Khofifah, melengkapi keberadaan sejumlah grup yang diikutinya. Antara lain, grup Tanggap Darurat untuk relawan Taruna Siaga Bencana, Grup IPWL untuk rehabilitasi sosial korban NAPZA, grup Sakti Peksos untuk menjangkau anak dan lansia telantar, grup korwil PKH untuk memastikan tepat sasaran program keluarga harapan serta grup ad hoc lainnya. 

"Ini menjadi terobosan baru dalam berkomunikasi kepada publik karena tidak lagi menggunakan cara konvensional sekaligus cara efektif untuk memonitor seluruh pekerjaan," ujarnya. 

Khofifah menilai, media sosial jika digunakan sesuai fungsinya akan sangat bermanfaat, asal tidak disalahgunakan untuk hal-hal negatif. Seperti menyebarkan kabar hoaks, caci maki, berita adu domba, atau pornografi maupun pornoaksi. 

"Hati-hati menggunakan media sosial, sekarang sudah ada Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), sudah ada rambu-rambunya. Jangan asal berbicara dan menyebar konten," tutur Khofifah yang juga ketua PP Muslimat NU ini.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya