Presiden Dianggap Cuek dengan Ledakan Gudang Mercon Kosambi

Sejumlah petugas mengevakuasi para korban kebakaran Gudang mercon di Kosambi Tangerang, Kamis (26/10/2017). Sebanyak 47 orang dilaporkan tewas.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

VIVA – Ketua Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia, atau APMI Sam Aliano menyesalkan kurangnya perhatian pemerintah terkait insiden ledakan Kosambi. Menurut Sam, pemerintah terlalu menganggap remeh kasus yang menelan puluhan korban jiwa tersebut.

Gudang Tiner Meledak, Satu Rumah Ludes Hangus

"Ini tragedi nasional. Seharusnya, Presiden (Joko Widodo) hadir di sini. Demi kemanusian. Apalagi saya lihat perhatian dari pemerintah sangat tidak ada," kata Sam di Jakarta, Sabtu 4 November 2017.

Petasan, menurut Sam, menjadi teror yang meresahkan masyarakat. Apalagi yang kerap bermain petasan, merupakan anak-anak yang tidak paham bahayanya. Rencananya, Sam akan melaporkan insiden Kosambi ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terkait hal itu.

11 Korban Ledakan Pabrik Mercon Tangerang Masih Misteri

"Petasan ini bisa membahayakan rumah dan keluarga. Pemukiman padat sering terjadi kebakaran. Karena itu, akan laporkan hal ini ke Kemenperin agar mencabut dan melarang produksi petasan," katanya.

Dilain sisi, Sam justru mengapresiasi kinerja pihak Kepolisian di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Khususnya, anggota Brimob yang membantu evakuasi korban dengan menjebol tembok pabrik. Termasuk, Kapolrestro Tangerang Kota, Kombes Harry Kurniawan yang bersiaga penuh di TKP sejak hari kejadian hingga saat ini.

Korban Pabrik Mercon Diberi Santunan dari Dana Bencana

"Seperti yang kita lihat pabrik tertutup total, tidak ada jalur evakuasi. Untung ada anggota Kepolisian (Brimob) yang menjebol bagian belakang pabrik. Selamatkan lebih dari 30 orang. Saya anggap Kepolisian, terutama Pak Kapolres sebagai pahlawan," katanya.

Sedangkan untuk pemilik pabrik, Sam meminta agar dihukum berat, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sebab, Sam menilai pabrik petasan sebagai lokasi berbahaya yang berpotensi merenggut nyawa pekerjanya.

"Pemilik pabrik harus bertanggung jawab dan dapat hukuman berat. Karena, nekat mempekerjakan manusia dalam jumlah banyak di tempat eksplosif berbahaya. Apalagi, pabrik petasan itu seperti semi pabrik bom yang seharusnya memiliki sistem keamanan yang sangat tinggi," katanya.

Tak hanya itu, ia pun menyindir pemerintah dan pihak lainnya dengan mengunjungi lokasi kejadian dan memberikan bantuan.

"Seluruh pihak termasuk pemerintah, pejabat, swasta ikut terlibat bantu korban seperti saya. Tanpa harus diam, melihat keadaan korban tragedi yang memprihatinkan. Mereka itu manusia, bukan semut yang dibiarkan mati begitu saja," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya