PDIP Tak Tertarik Tawaran PPP dan PAN soal Cawagub Jateng

Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kistiyanto, di Semarang pada Kamis, 9 November 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum terbuka tentang tawaran koalisi dari Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2018.

Diah Warih Muncul di Bursa Cagub-Cawagub Jateng, Bersaing dengan Kaesang hingga FX Rudy

PDIP hanya menyebut tetap membuka peluang kerja sama dengan partai lain. Namun tak secara spesifik menerima tawaran posisi calon wakil gubernur dari PAN dan PPP.

"Kita membuka kerja sama. Partai-partai lain yang akan bekerja sama dengan PDIP terbuka. Bahkan kita besifat proaktif untuk membangun kerja sama itu," kata Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kistiyanto, di Semarang pada Kamis, 9 November 2017.

Analisis Komunikasi Politik dalam Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati

PPP sebelumnya menawarkan nama anggota DPD RI, Ahmad Muqowam, untuk mendampingi Ganjar Pranowo di Pilgub Jateng. Ketua Umum PPP Romahurmuziy menyebut langkah menawarkan Muqowam, karena partainya menginginkan koalisi Bangjo, abang (merah) dan ijo (hijau) yang merupakan warna kebanggaan PDIP-PPP.

PAN juga memberi isyarat berkoalisi dengan PDIP. Dua kadernya menyatakan siap menjadi calon wakil gubernur Jawa Tengah, yakni Nasrullah (Bendahara Umum DPP PAN) dan Taufik Kurniawan (Wakil Ketua DPR).

Survei PPI: Popularitas Gibran Unggul di Pilgub Jateng, Faktor Anak Jokowi Cuma 8,1 Persen

Menurut Hasto, tradisi komunikasi dengan partai lain sudah menjadi kebiasaan PDIP selama ini. Meski di Jawa Tengah partainya bisa mengusung pasangan calon sendiri untuk posisi calon gubernur maupun calon wakil gubernur. 

"Tapi nama-nama sudah mengerucut dan tinggal momentumnya. Sudah mengerucut satu pasangan," kata Hasto, mengelak ketika didesak soal tawaran sosok calon wakil gubernur dari PPP maupun PAN.

Mengenai kepastian untuk mencalonkan lagi Ganjar Pranowo, Hasto pun belum mengungkapkannya. Ia hanya yakin bahwa semua pihak telah mengerti betul tradisi PDIP dalam menentukan calon.

"Kita ini partai yang gampang ditebak. PDIP itu Pancasila, NKRI, dan kebhinnekaan. Bagi kader partai yang mampu menjalankan pemerintahan yang dinilai baik, kita berikan kesempatan untuk menjabat. Contoh Pak Jokowi, dua kali sebagai wali kota, dua kali gubernur sebenarnya, dan rakyat menghendaki sebagai presiden," katanya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya