- VIVA/Dani Randi
VIVA – Agus Harimurti Yudhoyono didaulat menjadi dosen tamu dalam forum kuliah umum di kampus Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, pada Senin, 13 November 2017.
Putra sulung Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono itu menyampaikan pandangan-pandangannya tentang topik kuliah umum, yakni Mempertegas Peran Mahasiswa dalam Pembangunan dan Kemajuan Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045.
Seusai kuliah umum, pria yang belakangan dipopulerkan dengan sebutan AHY itu segera dikerubuti wartawan. Dia ditanyai seputar isu bahwa namanya diusulkan menjadi calon wakil gubernur Jawa Timur untuk mendamping Khofifah Indar Parawansa.
Namun AHY menolak menjawab pertanyaan itu. Dia hanya tersenyum lalu meninggalkan para wartawan.
Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute itu kembali membuka suara ketika ditanya tentang kunjungannya ke Aceh sebagai bagian dari safari politik menjajaki peluang menjadi calon presiden pada pemilu tahun 2019. "Bukan, bukan (safari politik). Ini bukan dalam rangka kampanye," ujarnya.
AHY kemudian dicegat kerumunan mahasiswi yang telah menunggunya untuk berswafoto lalu meninggalkan kampus itu untuk menuju pendapa Wakil Gubernur Aceh.
Pemilihan Gubernur Jawa Timur
Nama AHY digosipan masuk daftar calon wakil gubernur untuk mendampingi Khofifah Indar Parawansa. Daftar nama kandidat itu sedang dibahas dan dikaji oleh Tim Sembilan, yang dipimpin Salahudin Wahid alias Gus Solah, adik mendiang Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid.
Mulanya disebutkan ada 10 nama dalam daftar itu, lalu menyusut menjadi tiga, yakni AHY, Emil Elestianto Dardak (Bupati Trenggalek), dan Ipong Muchlissoni (Bupati Ponorogo).
Asep Saifuddin, juru bicara Tim Sembilan, tak pernah menyangkal atau mengiyakan dengan lugas tentang nama AHY. Saat mula-mula nama AHY disebut dalam 10 kandidat pendamping Khofifah pada pertengahan Oktober lalu, dia hanya mengatakan, "Mungkin ya (ada AHY)." Tim, katanya waktu itu, tak mau tergesa-gesa menentukan figur. "Karena kalau tergesa-gesa itu hasilnya dari setan," ujarnya.
Belakangan daftar kandidat itu menyusut lagi menjadi dua nama saja, tetapi Tim Sembilan belum mempublikasikannya. "Mengerucut dua nama, hanya memang tidak boleh sebutkan namanya," kata Asep di Surabaya pada Minggu, 5 November 2017.
AHY maupun dua nama lain yang pernah disebut itu dianggap mencerminkan satu di antara tiga kawasan yang, menurut sebagian pakar ilmu politik, masih dianggap kunci dalam pemenangan Pemilihan Gubernur Jawa Timur tahun 2018. Baca selengkapnya di Menyongsong Duel Klasik Khofifah vs Saifullah