Penjelasan Gunung Agung Meletus Saat Statusnya Diturunkan

Gunung Agung
Sumber :

VIVA – Gunung Agung mengalami letusan freatik pada Selasa 21 November 2017 pukul 17.05 Wita. Letusan itu ditandai dengan kepulan asap hitam pekat setinggi 700 meter disertai semburan abu vulkanik. Saat meletus, status gunung setinggi 3.142 mdpl itu berada di level III atau siaga.

Pendaki Lansia Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung, Jasad Ditemukan WNA

Sebelumnya, pada 29 Oktober pukul 16.00 Wita, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Agung dari awas (level IV) menjadi siaga (level III). Status awas diberikan PVMBG kepada gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali itu pada 22 September 2017 pukul 20.30 Wita.

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, I Gede Suantika, menjelaskan mengenai letusan Gunung Agung yang terjadi saat status telah diturunkan menjadi siaga.

Merugi, Seluruh Outlet Toko Buku Gunung Agung Bakal Ditutup Akhir 2023

"Beberapa waktu lalu itu memang kami naikkan statusnya ke awas tanpa ada tremor. Kami prediksi ada letusan besar. Asumsi kami begitu, makanya dinaikkan menjadi awas," kata Suantika kepada VIVA saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu 22 November 2017.

Hanya saja, setelah sekian lama ditunggu, prediksi PVMBG tidak terjadi. Evaluasi status Gunung Agung pun dilakukan. "Letusan besarnya tidak muncul-muncul. Kemudian diturunkan menjadi siaga. Setelah siaga, justru ada erupsi," kata Suantika.

Netizen Geram Lihat Tingkah Bule Lepas Celana Pamer Alat Kelamin di Puncak Gunung Agung Bali

Meski terjadi erupsi, Suantika memastikan letusannya masih cukup kecil. Dampak yang ditimbulkan masih di sekitaran puncak Gunung Agung. "Hanya berupa kepulan abu jatuh di puncak. Kemudian ada yang lebih ringan terbawa angin ke arah timur, selatan, tenggara," ujarnya.

Suantika mengaku tak melakukan prediksi terhadap letusan Gunung Agung yang terjadi saat status siaga. Pihaknya hanya memastikan kesiapsiagaan akan kemungkinan yang terjadi.

"Makanya kami rekomendasikan tidak ada aktivitas penduduk di radius 6-7,5 kilometer. Tujuannya apa, untuk jaga-jaga kalau kejadiannya seperti begini," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya