- Bobby Andalan (Bali)
VIVA – Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan, letusan yang terjadi di Gunung Agung bukan lagi freatik, tetapi sudah merupakan letusan bertipe magmatik. Artinya, material yang terkandung di dalam perut Gunung Agung sudah keluar.
Meski sudah terjadi letusan magmatik, PVMBG menyatakan letusan yang terjadi masih masuk kategori letusan efusif dan belum meletus secara dahsyat, seperti yang terjadi di Gunung Kelud.
"Belum eksplosif, masih efusif," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, I Gede Suantika di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu 26 November 2017.
Erupsi efusif in,i dicirikan oleh pengeluaran lava menuju ke permukaan Bumi yang terkadang disertai dengan terjadinya letusan eksplosif yang kecil.
Karena itulah, menurut Gede Suantika, PVMBG belum meningkatkan status aktivitas vulkanik Gunung Agung ke level tertinggi, yaitu awas dan masih mempertahankan status aktivitas vulkanik Gunung Agung di level III, atau berstatus siaga.
Gede Suantika menuturkan, saat ini, lava pijar telah keluar dan sedang bergerak memenuhi lantai kawah Gunung Agung. Diprediksi, tak lama lagi lava pijar akan meluncur dari puncak gunung.
"Lava masih memenuhi lantai. Kalau sudah penuh dia akan meleleh ke bawah. Saat ini, lava masih keluar terus," kata Suantika.
Untuk diketahui, letusan efusif dicirikan adanya aktivitas pengeluaran lava menuju ke permukaan bumi. Letusan efusif mempunyai beberapa ciri antara lain, letusan tidak terjadi ledakan, atau ledakan hanya terjadi sesekali saja. Berupa lelehan magma
Sementara itu, puncak Gunung Agung saat ini tak bisa terpantau secara visual, sebab kabut tebal menyelimuti gunung berketinggian 3.142 mdpl itu. Walau pun begitu, semburan abu dari kawah gunung masih bisa terlihat, karena memiliki warna abu-abu kehitaman.
Baca: Gunung Agung Bersiap Muntahkan Lava Pijar
