Bantul Darurat Bencana, Puluhan Perangkat Desa Malah ke Bali

Sebuah rumah nyaris tenggelam akibat banjir di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sumber :
  • VIVA/Daru Waskita

VIVA – Puluhan perangkat Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bersiap pergi ke Bali untuk kegiatan semacam kunjungan kerja di Pulau Dewata.

Viral Detik-detik Pria Selamat dari Timbunan Tanah Longsor, Telat Sedikit Nyawa Tak Tertolong

Kegiatan bertajuk "Peningkatan Kapasitas Pamong Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul Belajar Praktek Baik Kelola Desa ke Desa Panglipuran" itu mendapat sorotan. Pasalnya, Bantul sedang dalam masa tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor.

Mereka direncanakan berangkat pada Kamis sore, 30 November 2017, dan kembali pada 4 Desember. Kegiatan itu diklaim tak dapat dibatalkan karena sudah direncanakan jauh-jauh hari.

BNPB: 30 Warga Sumbar Meninggal Akibat Banjir dan Tanah Longsor, 6 Hilang

"Hari ini kita berangkat ke Bali, karena sudah direncanakan jauh hari, dan telah dianggarkan dalam APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) 2017," kata Bahrun Wardaya, Kepala Desa Dlingo, pada Kamis pagi.

Dia mengabaikan status tanggap darurat yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten.  "Desa Dlingo aman dari bencana banjir atau tanah longsor, sehingga kita memutuskan tetap berangkat,” ujar Bahrun beralasan.

Banjir Bandang-Tanah Longsor Terjang Sumbawa, Puluhan Rumah Warga Terendam

Kunjungan ke Bali dengan tujuan utama desa wisata Panglipuran itu, menurut Bahrun penting sebagai sarana untuk mempelajari konsep desa wisata di sana untuk diterapkan di Desa Dlingo.

Namun sebagian kalangan lain menganggap kunjungan itu tak etis, karena Bantul sedang dilanda bencana alam. Meski Desa Dlingo tak terdampak banjir maupun longsor, kunjungan itu tetap dinilai tak tepat waktu dan menunjukkan sikap tak berempati kepada para korban.

Mestinya kunjungan itu dibatalkan atau sekurang-kurangnya ditunda hingga situasi kondusif setelah masa tanggap darurat berakhir. "Kan itu bisa ditunda keberangkatannya hingga bencana selesai," kata Ani Widayati, Ketua Paguyuban Lurah Kabupaten Bantul Tunggul Jati. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya