Derita Pengungsi Gunung Agung yang Lumpuh dengan Dua Anaknya

I Nengah Jadra yang lumpuh dievakuasi petugas
Sumber :
  • VIVA/Bobby Andalan

VIVA – Petugas SAR, TNI, BPBD bergerak cepat mengevakuasi seorang warga yang mengalami kelumpuhan total. Pria tersebut bernama I Nengah Jadra. Ia tinggal di Dusun Kladian, Desa Pempatan, Kecamatan Besakih, Kabupaten Karagasem. Dusun I Nengah Jadra berada pada radius 7,5 Kilometer dari puncak kawah gunung Agung.

Gunung Agung Kembali Kebakaran, Pura dan Prasasti Hangus Dilalap Api

Kepala Seksi Tanggap Darurat dan Kegawatdaruratan Pusat Pengendalian Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Komang Kusumaedi menjelaskan, selama ini I Nengah Jadra hanya diurus oleh dua anaknya yang masih berusia delapan dan dua belas tahun.

Beberapa waktu lalu, ketika status gunung Agung berada pada level IV (awas) sebelum diturunkan ke level III (siaga), I Nengah Jadra bersama anaknya telah berada di pengungsian.

Lereng Gunung Agung Kebakaran

Namun keterbatasan yang dialami I Nengah Jadra membuat anak-anaknya tak enak hati dengan pengungsi lainnya. Sebab, ayahnya kerap buang air di area pengungsian yang dianggap mengganggu kenyamanan pengungsi lainnya.

Alhasil, begitu status diturunkan menjadi siaga, mereka buru-buru kembali ke rumah. Saat aktivitas gunung setinggi 3.142 mdpl itu kembali meningkat dan status kembali dinaikkan menjadi awas (level IV), mereka enggan untuk mengungsi. Bukan tak sadar bahaya, namun rasa tak enak hati akan mengganggu pengungsi lain, membuat mereka bertahan.

Gunung Agung Sempat Erupsi, Lontaran Material Pijar hingga 700 Meter

Namun, petugas gabungan yang mendapati informasi itu akhirnya mengevakuasi mereka ke zona aman. "Mereka sudah dievakuasi ke pos pengungsian di UPTD Pertanian Rendang mrnggunakan kendaraan Koramil Rendang," kata Kusumaedi saat dihubungi VIVA, Minggu, 3 Desember 2017.

Kusumaedi mengatakan, saat ini berbagai pihak tengah mengkoordinasikan soal keterbatasan yang dialami oleh I Nengah Jadra. Ia berharap Jadra dapat penanganan khusus terhadap penyakit yang diidapnya tanpa mengganggu pengungsi lainnya.

"Kedua anaknya sudah tidak bersekolah. Kami sedang koordinasikan agar yang bersangkutan mendapat penanganan sehingga tetap berada di zona aman," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya