Kebijakan Umar Bin Khattab Bisa Jadi Solusi Yerusalem

Menikmati Kota Suci Yerusalem, Yang Kini Ibu kota Israel.
Sumber :
  • REUTERS/Ammar Awad

VIVA - Konflik antara Israel dan Palestina khususnya mengenai pengelolaan Yerusalem tidak pernah usai. Belakangan, persoalan bertambah dengan adanya pengakuan sepihak dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa kota suci tiga agama tersebut menjadi ibu kota Israel.

Terungkap, Ibu Kota yang di Klaim Zionis Israel Pernah Dilanda Gempa Dahsyat

Ustad Haikal Hasan mengatakan Yerusalem dari zaman Nabi Ibrahim sampai sekarang menjadi wilayah yang selalu diperebutkan. Bahkan, kata dia, sebelum ada agama Yahudi, dan Nasrani, Nebukadnezar sudah menduduki daerah tersebut.

"Yerusalem tanah akhir peradaban dunia. Tempat terbunuhnya Dajjal, akhir zaman," kata Haikal dalam perbincangan dengan tvOne, Jumat, 8 Desember 2017.

Australia Batalkan Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

Atas masalah yang terjadi saat ini, Haikal menawarkan apa yang sudah dilakukan khalifah Umar Bin Khattab sebagai solusi. Ketika itu, Umar membuat perjanjian Aelia.

"Ini bagian Islam, ini bagian Yahudi, ini bagian Nasrani. Kembali ke perjanjian itu deh, insya Allah akan beres," kata dia.

Parasit Berbahaya Terungkap dari Toilet di Yerusalem

Menurutnya, perjanjian itu memberikan keadilan bagi umat ketiga agama. Semuanya memiliki bagian untuk melaksanakan peribadahan mereka.

Namun, situasi berubah ketika Paus Urbanus II mengobarkan Perang Salib, dan menguasai Yerusalem. Dia kemudian mengusir orang-orang Islam dan Yahudi.

"Ketika Salahuddin Al Ayubi merebut Yerusalem, dia mengembalikannya ke perjanjian awal (Umar Bin Khattab)," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya