Badan Geologi Kurangi Radius Zona Bahaya Gunung Agung

Sejumlah warga menyaksikan asap disertai abu vulkanis keluar dari kawah Gunung Agung yang masih berstatus awas, di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu (9/12).
Sumber :
  • ANTARA/Nyoman Budhiana

VIVA – Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral masih menetapkan status "awas" di sekitar Gunung Agung. Meski begitu PVMBG telah menurunkan radius zona bahaya untuk beraktivitas, dari 8-10 kilometer menjadi enam km dari puncak gunung.

Gunung Agung Kembali Kebakaran, Pura dan Prasasti Hangus Dilalap Api

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, menjelaskan bahwa Gunung Agung saat ini masih berada dalam fase erupsi dengan aktivitas vulkanik yang relatif tinggi dan fluktuatif. Kesimpulan ini berdasarkan hasil analisis data visual maupun instrumental (seismik, deformasi dan geokimia). 

"Material erupsi berupa lava yang mengisi kawah, hembusan atau letusan abu, dan lontaran batuan di sekitar kawah," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis 4 Januari 2018.

Lereng Gunung Agung Kebakaran

Di sisi lain, volume lava di dalam kawah sekitar 20 juta meter kubik atau sekitar 1/3  dari volume kawah atau 60 juta meter kubik.

Status kegempaan Gunung Agung hingga kemarin, Rabu 3 Januari pukul 18.00 WITA menunjukkan jumlah kegempaan dengan konten frekuensi tinggi maupun rendah, hingga saat ini masih terus terekam mengindikasikan masih adanya tekanan dan aliran magma dari kedalaman hingga ke permukaan.

Gunung Agung Sempat Erupsi, Lontaran Material Pijar hingga 700 Meter

"Namun demikian, energi gempa saat ini belum menunjukkan tren naik yang signifikan," kata dia.

Perkiraan potensi bahaya

Data Deformasi dalam beberapa hari terakhir juga nenunjukkan tren yang stagnan yang mengindikasikan belum ada peningkatan pada sumber tekanan yang signifikan. Data geokimia terakhir menunjukkan masih adanya gas magmatik SO2 dengan flux sekitar 100-300 ton per hari.

Perkiraan potensi bahaya saat ini berupa lontaran batu pijar, pasir, kerikil, dan hujan abu pekat juga lahar hujan. Bahaya lontaran batu, pasir, kerikil, dan abu pekat diperkirakan melanda area di dalam radius enam km dari kawah.

Sedangkan bahaya lahar hujan akan mengikuti lembah sungai, yang berhulu dari Gunung Agung, bergantung pada debit air maupun volume material erupsi. Dengan skala erupsi pada saat ini (intermittent), maka potensi bahaya Awan Panas kemungkinannya masih relatif kecil. 

Pihaknya pun merekomendasikan setiap pihak untuk tetap menjaga kesiapsiagaan, sehingga apabila terjadi perubahan yang cepat dapat diantisipasi dengan cepat. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya