Jonan: Jarak Aman Gunung Agung Berkurang Jadi 6 Km

Gunung Agung meletus tanggal 1 Januari 2018.
Sumber :
  • I Wayan Sudiasa via REUTERS

VIVA – Gunung Agung di Karang Asem, Bali, masih dalam fase erupsi dan berstatus awas dengan aktivitas vulkanik yang relatif tinggi dan fluktuatif.

Gunung Agung Kembali Kebakaran, Pura dan Prasasti Hangus Dilalap Api

Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menurunkan radius aman untuk masyarakat beraktivitas dari 8-10 kilometer menjadi 6 kilometer dari kawah Gunung Agung.

Hal itu berdasarkan hasil analisis data visual maupun instrumental (seismik, deformasi dan geokimia). Untuk material erupsi berupa lava yang mengisi kawah, hembusan/letusan abu, dan lontaran batuan di sekitar kawah.

Lereng Gunung Agung Kebakaran

"Badan geologi merekomendasikan pada hari ini bahwa area yang tetap dipertahankan sebagai area awas tidak dianjurkan untuk dihuni oleh masyarakat itu berkurang dari yang sebelumnya radius 8 sampai 10 kilometer menjadi radiusnya 6 kilometer," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis 4 Januari 2018.

Mantan Menteri Perhubungan ini mengatakan, PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM akan terus melakukan pemantauan situasi terkini apakah radius amannya akan berkurang atau bertambah. Namun ia berharap radius aman bisa terus berkurang.

"Kita akan update terus karena monitoringnya 24 jam sehari 7 hari seminggu," ujarnya.

Gunung Agung Sempat Erupsi, Lontaran Material Pijar hingga 700 Meter

Jonan mengatakan, sejumlah badan atau unit terkait akan membantu mengembalikan para pengungsi yang sebelumnya berada dalam radius tidak aman. Ia mengatakan, kondisi ini akan berdampak semakin baik terhadap pariwisata di Bali.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar menambahkan, akan terus memantau situasi Gunung Agung. Pemantauan ini dilakukan melalui instrumen yang ada dan juga secara visual. Ia mengatakan, akan terus melaporkan perkembangan situasi terkini.

“Kita tidak mengurangi personel yang ditugaskan di sana dan kita juga tidak mengurangi volume pekerjaan sebagai pengamat atau monitoring gunung api yang sedang berjalan ini. Jika nanti ada indikasi-indikasi yang mengkhawatirkan tentunya kami akan segera menginformasikan lagi apakah itu dikembalikan ke awal atau diperluas lagi," ujar Rudy. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya