12 Commuter Line Tampung Penumpang Duri-Tangerang

KRL Commuter Line.
Sumber :
  • ANTARA/Reno Esnir

VIVA –  Pengoperasian kereta api bandara dipastikan mengganggu perjalanan Duri-Tangerang. Hal tersebut diakui Direktur Utama PT KCI Muhammad, Nurul Fadhila, saat konferensi pers di Jakarta, Kamis 4 Januari 2018.

Ingin Diintegrasikan, Jokowi Minta Transportasi Publik Harus Mudah dan Nyaman

"Penyesuaian akan dilakukan bertahap pada saat Kereta Bandara beroperasi 82 perjalanan per hari," kata, Fadhila.

Dengan beroperasinya kereta bandara secara maksimal, lintas Duri-Tangerang dari semula 90 perjalanan akan berkurang menjadi 73 perjalanan. Tak hanya itu, pengoperasian kereta bandara akan berpengaruh terhadap headway.

KAI Commuter Sebut Tak Ada Korban Dalam Insiden Kereta Bandara Tabrak Stasiun Bandara Soetta

"Tidak bisa dihindari headway lebih lama. Dari 15 menit jadi 30 menit, slot bergantian terkait jumlah kereta yang melintas dalam satu waktu," ucap dia.

Meski jadwal perjalanan berkurang, PT KCI segera mengoperasikan rangkaian formasi 12 kereta untuk seluruh layanan di lintas Duri-Tangerang. Sehingga, pengurangan jadwal perjalanan tidak akan berpengaruh pada kapasitas angkut penumpang.

Kereta Bandara Tabrak Batas Aman Stasiun Bandara Soetta Akibatkan Kaca Pecah

"Kapasitas angkut saat ini kami menjalankan empat dengan formasi delapan. Nantinya akan jadi formasi 12," kata dia.

Dengan perubahan formasi kereta ini penumpukan penumpang pada stasiun jalur Duri-Tangerang. "Kalau peak hour 200 orang, teorinya bertambah 800 orang. Satu kereta melayani 10 perjalanan," ucap dia.

Sebelumnya Pemerintah Kota Tangerang terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia terkait pengurangan jadwal kereta rel listrik (KRL) Tangerang-Duri.

Jadwal kereta dikurangi dari 90 menjadi 73 perjalanan. Hal itu lantaran ada kereta bandara Soekarno Hatta, Tangerang, yang melalui trek yang sama dengan kereta Tangerang-Duri.

Surat terkait hal tersebut telah dilayangkan kepada Kementerian dan PT KAI. "Sekarang, kami kembali koordinasi dengan meminta adanya solusi, dari kami sudah mengajukan adanya double track ataupun penambahan gerbong," ujar Kepala Bidang Pengembangan Sistem Transportasi pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang, Agus Wibowo, Kamis, 4 Januari 2018.

Saat ini, menurut Agus, dari 2,4 juta penduduk diketahui hanya 14 persen atau sekitar 250 ribu masyarakat Tangerang yang menggunakan transportasi massal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya