Golkar Tak Terima Klaim PDIP soal Jateng 'Kandang Banteng'

Partai Golkar saat menggelar kampaye pada Pemilu 2014.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA – Partai Golkar tak terima atas klaim PDIP, yang menyebut Jawa Tengah sebagai kandang banteng alias daerah basis utama partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.

Diah Warih Muncul di Bursa Cagub-Cawagub Jateng, Bersaing dengan Kaesang hingga FX Rudy

Golkar memang adalah salah satu partai pendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Ganjar Pranowo-Taj Yasin. Tetapi klaim soal kandang banteng itu dianggap berlebihan. Alasannya, Golkar pun memiliki basis yang cukup kuat di Jawa Tengah yang dibuktikan, di antaranya, sejumlah kader menjadi bupati/wali kota di sana.

"Tidak tepat jika Jawa Tengah disebut sebagai kandang banteng, namun (lebih tepatnya) nasionalis religius, karena Jawa Tengah merupakan representasi nasional,” kata Ketua Harian Dewan Pimpinan Daerah Golkar Jawa Tengah, Iqbal Wibisono, di Semarang pada Kamis, 1 Februari 2018.

Survei PPI: Popularitas Gibran Unggul di Pilgub Jateng, Faktor Anak Jokowi Cuma 8,1 Persen

Iqbal menyebutkan, keberhasilan Golkar menduduki kursi gubernur di Jawa Tengah justru lebih banyak dibanding PDIP. Sejarah pun hanya mencatat PDIP baru dua kali mengantarkan kadernya menduduki kursi gubernur Jawa Tengah, yaitu Bibit Waluyo dan Ganjar Pranowo.

“Di tingkat gubernur, Golkar sudah mampu mengantarkan setidaknya lima kader. Mulai dari Munadi, Parjo, Ismail, Wardi, dan Mardiyanto," katanya.

PPI: Dari Segi Popularitas Bakal Cagub Jateng, Gibran Tertinggi

Golkar, kata Iqbal, juga banyak menempatkan kadernya di posisi bupati/walikota, seperti kabupaten Batang, Demak, Wonogiri, Purworejo, Cilacap, Banjarnegara, Kota Tegal, Karanganyar, Brebes dan Pemalang.

Menurutnya, sebutan kandang banteng bagi provinsi Jawa Tengah hanyalah klaim keberhasilan karena partai itu kini memiliki kursi terbanyak di DPRD. Namun, jumlah kursi PDIP di Jateng juga masih kalah dari Golkar beberapa waktu lalu. Capaian tertinggi Golkar ialah menguasai 67 persen kursi DPRD, sementara PDIP hanya 27-28 persen kursi.

Karena itu Golkar berkomitmen untuk mengembalikan marwah sebagai partai penguasa di Jawa Tengah seperti sebelumnya. Utamanya saat Pemilu 2018 dan 2019.

Polemik soal Jawa Tengah sebagai kandang banteng itu mula-mula dipicu pernyataan Sudirman Said, calon gubernur penantang petahana Ganjar Pranowo. Sudirman merasa tidak nyaman jika Jawa Tengah disebut sebagai kandang banteng.

"Saya tidak nyaman Jawa Tengah disebut-disebut kandang banteng. Jawa Tengah harus dikembalikan pada martabatnya, sebagai tempat manusia seutuhnya, yang bhinneka," kata Sudirman baru-baru ini.

Ganjar Pranowo bereaksi dingin atas ungkapan nyinyir Sudirman. Ia bahkan meyakini bahwa Jawa Tengah sejak dulu memang menjadi basis PDIP dan akan terus dipertahankan.

"Ya, tidak masalah kalau tidak nyaman. Kan, nanti rakyat yang membuktikan waktu pemilihan: masih senang sama banteng atau tidak. Jateng, kan, memang sejak dulu jadi markasnya PDIP. Kalau ada yang mau ganti, apa bantengnya pada diam? Kan, ya, tetap bergerak mempertahankan markasnya," lanjut Ganjar berargumentasi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya