Dua Motif Strategis PKS Tumbangkan Jokowi

Presiden PKS Sohibul Iman.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Pembahasan poros ketiga di Pemilu 2019 makin menguat setelah dilakukan pertemua tiga partai yang membahas calon presiden alternatif, Kamis 8 Maret 2018.

Softbank Batal Investasi di IKN, Fraksi PKS: Jangan Perbesar APBN

Menurut Direktur Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas, upaya poros baru diduga untuk memecah suara Jokowi sebagai petahana yang diberbagai survei terus unggul dibanding figur lain.

"Pertama motif strategisnya adalah dia ingin berusaha memecah dukungan ke Jokowi dengan misalnya menarik PKB menarik poros ketiga," kata Abbas kepada VIVA, Jumat 9 Maret 2018.

PKB yang notabene saat ini partai pendukung pemerintah, kata Abbas, berusaha dirayu untuk pindah haluan. Abbas memandang, awal wacana pembentukan poros ketiga sengaja dihembuskan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sohibul Iman selaku Presiden PKS, sengaja melemparkan wacana tersebut untuk memudahkan kadernya mendapat tiket menjadi calon wakil presiden dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Dicopot dari Wakil Ketua DPRD DKI, Begini Kata Abdurrahman Suhaimi

"Sohibul ingin mengamankan posisi PKS dengan Gerindra. Ini motif keduanya. Kalau terjadi tiga poros, maka dia punya peluang untuk memperkuat hubungan dengan Gerindra," ujarnya.

"Tetapi kalau dua poros, misal akhirnya PKB gabung ke Pak Jokowi. Maka di situ ada pemain besar, Demokrat dan PAN. Kesempatan PKS untuk dapat tiket bersama Gerindra bisa hilang. Jadi ada dua motif strategis yang kelihatannya sedang dimainkan oleh Sohibul Iman," ujar Abbas menambahkan.

Katanya, jika benar poros ketiga terbentuk, maka strategi memecah suara Jokowi bisa saja berhasil. Sebab jika kompetisi diikuti tiga pasangan calon, maka ada peluang besar Pilpres 2019 berlangsung dua putaran.

"Dengan demikian, maka peluang Jokowi menang satu putaran akan lebih kecil," ujarnya.

Saat ini, Abbas menyatakan, penentu blok koalisi berada di posisi PKB. Partai tersebut memiliki jaringan pemilih dari kalangan Nahdliyin dan diperkuat ambisi Ketua Umum Muhaimin Iskandar jadi calon wakil presiden. Menurut Abbas, Jokowi dan koalisi partainya akan berusaha sekuat mungkin mempertahankan PKB.

"Ada di PKB bandulnya. PKB jangan lupa, partai berbasis Islam terbesar saat ini," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Presiden PKS Sohibul Iman menuliskan komentarnya di akun twitter miliknya terkait isu calon tunggal di Pilpres 2019.

Sohibul tegas menyatakan, partainya tak ikut langkah PDI Perjuangan dan koalisi mendukung Jokowi sebagai calon presiden.

Ia menulis, "Paslon tunggal Pilpres sdh ada aturannya tp mesti kita ikhtiarkan agar itu tidak terjadi guna menjaga kualitas demokrasi. Dg syarat 20% kursi atau 25% suara, msh dimungkinkan 3 paslon pilpres. Mari ikhtiarkan. Kalah menang biasa. Di dlm atau di luar kabinet sama saja. #PKS8Menang," kata Sohibul lewat akun twitter @msi_sohibuliman, Senin 26 Februari 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya