Gerindra Tolak Gatot Jadi Capres dan Minta Pilih Partai Lain

Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Sumber :
  • VIVA/Agus Rahmat

VIVA – Ketua DPP Partai Gerindra, Nizar Zahro menepis kabar mantan Panglima TNI Jenderal, Gatot Nurmantyo akan menjadi calon presiden dari partainya. Ia memastikan, Partai Gerindra akan mengusung Parbowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2019 mendatang.

Soroti Pengeroyokan Relawan Ganjar di Boyolali, Gatot Nurmantyo: Saya Tak Yakin Dipukul Batu

"Semua sudah tahu bahwa DPD dan DPC seluruh Indonesia, memberikan mandat pada pak Prabowo sebagai calon presiden. Apakah pak Gatot maju dari Gerindra, lihat faktualnya aja. DPC dan DPC seluruh Indonesia sudah mengusulkan Ketua Dewan Pembina kita sebagai Capres 2019," kata Nizar saat di hubungi, Senin 2 April 2018.

Meski begitu, anggota Komisi V DPR RI mempersilakan Gatot Nurmantyo maju sebagai calon presiden dari partai lain. Karena, semua warga negara mempunyai hak yang sama untuk menjadi calon presiden.

Jelang Pensiun, Yudo Margono Pamit di Depan Para Mantan Panglima TNI dan Prajurit Tiga Matra

"Asalkan sesuai dengan undang undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu. Salah satu syarat Capres dan Cawapres itu diajukan oleh Parpol tahun 2014 dan mencapai 20 persen suara. Apakah beliau diajukan dari partai mana itu hak beliau, tapi semua parpol pasti punya mekanisme masing-masing," paparnya.

Meski mengklaim seluruh DPD hingga DPC Partai Gerindra solid mengusung Parbowo sebagai calon Presiden, Nizar mengakui, partainya belum bisa memastikan kapan deklarasi akan di lakukan.

PKS Buka Pintu Lebar Jika Gatot Nurmantyo Gabung Tim Pemenangan Anies-Cak Imin

"Deklarasi masih berkembang. Apakah nanti disampaikan 11 April 2018, atau menunggu hasil Pilkada serentak. Apakah mekanisme deklarasi presiden dulu, atau bersamaan dengan cawapres belum. Karena, deklarasi butuh koalisi partai lain," ujarnya.

Nizar mengakui, Partai Gerindra tidak mungkin melakukan deklarasi sendiri dengan mengusung, Prabowo sebagai calon presiden. Karena, Partai Gerindra sebagai pemenang nomor tiga Pemilu 2014 lalu, jumlah kursinya tidak cukup sebagai syarat.  

"Gerindra hanya 13 persen suara. Tidak mungkin kalau tidak koalisi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya