Jokowi Harus Gandeng PKB untuk Pilpres 2019

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, meresmikan Posko Join saat menghadiri peresmian Posko Join di Semarang pada Selasa, 17 April 2018.
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Presiden Joko Widodo menyebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, alias Cak Imin masuk dalam bursa cawapres di kantongnya. Dinamika nama Cak Imin dinilai, karena PKB masih punya daya tarik dalam meraup suara Nahdliyin.

Cak Imin Masih Ngotot Usul Tunda Pemilu 2024

"Nama Cak Imin disebut menjadikan Cak Imin dan PKB sangat spesial. Ini beralasan, karena PKB punya suara Nahdliyin," kata pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, Selasa 16 Juli 2018.

Said menganalis, bila Jokowi meninggalkan koalisi, diprediksi akan merugikan eks Gubernur DKI itu di Pilpres 2019. Cak Imin dengan PKB yang punya suara Nahdliyin, dianggap masih punya pengaruh penting.

Dari Wonosobo, 1.000 Kiai Dukung Cak Imin Nyapres 2024

"Bisa menjadi ancaman di Pilpres 2019 nanti. Hitungannya di Pilgub Jateng misalnya, ada suara PKB 41 persen atau sekitar tiga juta milik PKB,” sebutnya.

Dia melihat, meski belum ditunjuk sebagai cawapres, penyebutan Cak Imin oleh Jokowi punya makna politis. Selama memberikan dukungan terhadap pemerintahan Jokowi, dukungan PKB tak bisa dianggap remeh.

Cak Imin Dapat Kejutan dari Pecinta Vespa, Apa Itu?

Baca: Jokowi: Nama Cawapres Sudah di Saku Saya, Salah Satunya Muhaimin

Kemudian, pergerakan Cak Imin yang gencar dalam melempar jargon Jokowi-Muhaimin (JOIN) menjadi nilai lebih. Pilpres 2019 yang digelar serentak dengan pemilu legislatif diperlukan keberanian partai untuk mengusung pimpinannya.

"Jokowi mengatakan, daftar cawapresnya sudah mengerucut. Jadi, strategi PKB dengan JOIN itu terbukti efektif," tutur Said.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya