Akankah Ma'ruf Amin Minta Maaf soal Pernyataan Budek dan Buta?

Ahmad Basarah, Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, kepada wartawan di Malang, Jawa Timur, pada Rabu, 8 Agustus 2018.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah, menanggapi desakan agar calon wakil presiden Ma'ruf Amin meminta maaf, karena menyebut hanya orang budek dan buta yang tak bisa melihat kerja Jokowi.

Wapres: Air Bersih Penentu Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

"Minta maaf tentu adalah bagian dari tradisi bangsa Indonesia. Dan saya kira kita berkepentingan untuk melestarikan itu. Tetapi minta maaf tentu harus didasari sebuah perbuatan yang dianggap keliru yang dianggap salah," kata Basarah di gedung DPR, Jakarta, Selasa 13 November 2018.

Menurutnya, pernyataan maaf yang menganggap Ma'ruf melecehkan kaum difabel harus diklarifikasi dulu. Ma'ruf tentu tidak ada niat, motif, apalagi kesengajaan dengan menggunakan diksi buta dan tuli itu untuk dimaksudkan kepada kaum difabel. 

Wapres: Stunting Rugikan Negara Hingga Rp450 Triliun

"Maka nanti saya akan coba diskusi dulu dengan Kiai Maruf Amin, akan melihat konteks dan konten pembicaraannya seperti apa. Tapi sekali lagi bagi kami permintaan maaf kepada siapa pun itu adalah tradisi dan budaya bangsa Indonesia, yang saya kira bukan merupakan suatu tindakan yang tidak baik. Tindakan yang baik dalam suatu tradisi kehidupan bangsa kita," kata Basarah.

Ia menjelaskan, konsep buta dan tuli sebuah konseptualisasi yang dipakai Ma'ruf Amin ketika dia melihat realitas politik di lapangan tidak memperhatikan fakta yang sebenarnya terjadi. Misalkan propaganda masyarakat dalam keadaan hidup susah.

Mario Suryo Aji Minta Restu Wapres Jelang Tampil di Moto3 2022

"Kita sudah menjelaskan dari data statistik yang kita punya berdasarkan sumber-sumber resmi, masyarakat Indonesia ekonominya masih berjalan baik-baik saja, masih normal-normal saja," kata Basarah. 

Ia menambahkan, lalu ada yang mengatakan Indonesia akan bubar di 2030. Faktanya belum ada ditemukan indikasi ini. Ia menegaskan secara pribadi tidak melihat ada motivasi dari Ma'ruf Amin tidak menghormati kaum difabel itu. 

"Ini sudah kita jelaskan tapi lagi-lagi propaganda itu, black campaign itu terus dikampanyekan begitu loh. Kiai Ma'ruf menganggap orang-orang semacam ini orang-orang yang pikirannya, yang telinganya itu sudah ditulikan, matanya itu sudah dibutakan karena tidak melihat realita," kata Basarah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya