Ucapan Said Aqil Dinilai Bahaya, Bisa Memecah Belah Umat

Sekretaris BPN, Hanafi Rais.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA –  Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Hanafi Rais, tidak ambil pusing soal omongan Ketua Umum Pengurs Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siroj, yang mengatakan menteri agama, imam masjid, khotib, dan kepala KUA harus dari NU. Ia menilai itu pernyataan yang memecah belah.

Habib Rizieq Sempat Khawatir Hadir ke Reuni 212: Takut Ditangkap Lagi

"Ya saya kira terserah sajalah mau ngomong apa, masyarakat saya kira enggak akan terpancing dengan statement-statement yang sifatnya pecah belah kayak begitu ya," kata Hanafi di gedung DPR, Jakarta, Senin, 28 Januari 2019.

Menurut Hanafi, tidak ada dalil maupun aturan hukum soal materi yang disampaikan Said Aqil itu. Karena itu, putra Amien Rais itu mengingatkan Indonesia sebagai negara majemuk.

Panitia Klaim Tak Ada Orasi Politik di Reuni 212: Fokus Munajat dan Salawat

"Tidak bisa dipaksakan dari satu golongan saja. Iya, kalau bicara soal Islam tentu ya semuanya. Jadi kita enggak perlu terjebak pada salah satu ormas ya," kata Hanafi.

Ia mendorong agar ada kebersamaan umat Islam. Ia meminta agar masyarakat belajar dari kebersamaan umat 212.

Panitia Reuni 212 Tak Undang Anies Baswedan, Habib Rizieq Masih Pikir-pikir

"Kayak 212 itu kan kebersamaan umat Islam, seluruh sektor ada, seluruh ormas juga terlibat. Jadi, sebaiknya kita belajar dari situ," kata Hanafi.

Sebelumnya, Said Aqil meminta muslimat NU berperan di masyarakat. Selain peran agama, yang harus diambil oleh NU, Muslimat NU pun disebut perlu mengambil peran ekonomi, peran kesejahteraan, peran kesehatan, peran sosial, dan peran kemasyarakatan.

"Muslimat keren, tidak? Hebat, tidak? Berperan? Supaya apa keren, wasaton, agar berperan di tengah-tengah masyarakat. Peran apa? Peran agama, harus kita pegang, imam masjid, khotib-khotib, KUA-KUA harus dari NU. Kalau dipegang selain NU, salah semua," kata Said kepada massa peserta acara Hari Lahir ke-73 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, 27 Januari 2019. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya