Di Depan Muhammadiyah, Jokowi Bahas Kriminalisasi Ulama sampai PKI

Presiden Jokowi saat hadiri Muktamar ke-47 Muhammadiyah beberapa waktu silam.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yusran Ucang

VIVA - Presiden Joko Widodo menyampaikan pandangannya soal isu kriminalisasi ulama yang selama beberapa waktu ini beredar dan dituduhkan kepadanya sebagai pelaku. Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya di acara Tanwir Muhammadiyah ke-51 di Bengkulu, Jumat, 15 Februari 2019.

Memajang Foto Ulama di Rumah, Bagaimana Hukumnya? Ini Kata Buya Yahya

"Negara kita ini negara hukum. Semua sama," kata Jokowi di hadapan ratusan tokoh Muhammadiyah.

Jokowi menyebutkan kesamaan hukum kepada siapa pun itu telah menjadi dasar penting negara Indonesia. Karena itu, ia tak memandang latar apa pun bagi para pelanggar hukum.

Respons Istana soal Jokowi Disebut-sebut dalam Sidang Sengketa Pemilu di MK

"Kalau ada gubernur, menteri, bupati, anggota dewan bermasah dengan hukum. Ya hukum akan menindaklanjuti," kata Jokowi.

Jokowi juga mengatakan bahwa secara prinsip kata kriminalisasi itu cenderung ditujukan kepada orang yang tidak melakukan kesalahan namun kemudian diberi penindakan hukum. Karena itu, secara tersirat Jokowi berpendapat bahwa penggunaan kata itu secara prinsip tidak tepat disematkan kepadanya.

Jokowi Lihat Langsung Panen Raya di Sigi: Bagus Hasilnya Capai 6 Ton per Hektare

"Kriminalisasi itu orang yang tidak salah kemudian disel. Tapi kalau mempunyai masalah hukum, ya dijalani," kata Jokowi.

Agenda Tanwir Muhammadiyah ke-51 di Bengkulu dijadwalkan akan berlangsung selama tiga hari, mulai dari Jumat, 15 Februari 2019 hingga Minggu, 17 Februari 2019. Kegiatan ini mendatangkan sejumlah tokoh nasional dan rencananya akan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

PKI Lagi

Joko Widodo juga kembali menyampaikan keluhannya atas tudingan kepada dirinya yang terlibat dalam Partai Komunis Indonesia. Menurutnya, isu itu selalu muncul di media sosial dan semakin gencar terutama menjelang Pemilihan Presiden 2019.

"PKI itu adanya tahun 1965. Saat itu berarti umur saya masih empat tahun," kata Jokowi dalam sambutannya.

Karena itu, menurut Jokowi, sangat tidak masuk akal jika ada orang yang menudingnya terlibat sebagai anggota PKI. "Kalau ada yang bilang PKI. Berarti dulu ada PKI balita," ujar Jokowi yang disambut riuh ratusan pengunjung Tanwir Muhammadiyah 2019.

Untuk itu, Jokowi berharap agar publik melakukan verifikasi mendalam atas banyak isu yang beredar mengenai PKI dan dirinya. "Cek saja, gampang sekali. Orang tua saya, nenek saya. Dicek saja. Tidak ada yang bisa ditutupi," ujar Jokowi.

Di kesempatan itu, Jokowi juga menampilkan salah satu foto yang beredar di media sosial yang menampilkan dirinya dan salah satu tokoh PKI, DN Aidit, sedang berpidato. "Ini DN Aidit pidato tahun 1955. Saya belum lahir. Kok saya ada di dekat dia. Gambar seperti ini ribuan beredar di media sosial," kata Jokowi.

Beredarnya gambar-gambar hoaks tersebut, lanjut Jokowi, akhirnya meresahkan publik dan bukan tidak mungkin memicu eskalasi politik semakin tinggi menjelang Pilpres 2019. "Ini meresahkan. Dan isu-isu terus digoreng dengan isu politik dua bulan lagi," kata Jokowi.

Mengenai masalah PKI itu sendiri, mantan tim sukses Prabowo Subianto, La Nyalla Mattaliti, mengakui bahwa dirinyalah yang mengembuskan isu tersebut. Tapi, La Nyalla menyebut Jokowi sudah memaafkan tindakannya itu. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya