Ketua DPR: Gunakan Narkoba, Generasi Milenial Jadi Target Perang Proxy

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo
Sumber :

Ketua DPR Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa tingginya gelombang penyelundupan narkoba patut dipahami sebagai bukti nyata perang proxy yang menargetkan generasi milenial Indonesia. 

Kelangkaan Minyak Goreng, Komisi 6 DPR: Rantai Pasok Rusak

Jelas bahwa masa depan NKRI pun menjadi taruhannya.

Selama dua dekade terakhir, anak dan remaja Indonesia terus digoda dan dicekoki dengan aneka ragam produk obat-obatan terlarang.

Pimpinan DPR Belum Izinkan RUU TPKS Dibahas saat Reses, Ini Alasannya

Ruang publik pun kini terus dibanjiri dengan berbagai macam produk narkoba akibat masih tingginya intensitas penyelundupan.

Data resmi yang dipaparkan ke publik oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan hingga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) patut digarisbawahi oleh semua pihak. 

DPR Minta Pemerintah Tak Naikan Harga BBM Bersubsidi

Maret 2018, KPAI mengungkap data tentang korban kelompok anak. Dari total 87 juta populasi kelompok anak, sebanyak 5,9 juta sudah menjadi pecandu narkoba.  

Untuk menggugah kepedulian bersama, BNN berulangkali mengingatkan bahwa setiap harinya 50 orang muda meninggal karena mengonsumsi narkoba.  

Jumlahnya akan terus bertambah jika persoalan narkoba hanya diserahkan kepada penegak hukum. Kepedulian keluarga dan komunitas menjadi sangat penting dan strategis, karena kejahatan ini masih sulit dibendung.

Generasi milenial menjadi target perang proxy karena ragam produk narkoba itu diselundupkan oleh sindikat internasional, bekerja sama dengan antek-antek mereka di dalam negeri.

Tahun lalu,  BNN mengidentifikasi 83 sindikat internasional yang menyelundupkan dan mengedarkan narkoba di dalam negeri.

Tahun sebelumnya tercatat 99 sindikat dengan mengedarkan obat-obatan terlarang tersebut ke 654 daerah penyebaran narkoba.

Sebuah strategi baru harus digagas untuk menghentikan atau minimal mereduksi kejahatan ini.

Penggunaan dan ragam akibat pemakaian narkoba jangan lagi hanya dilihat sebagai kenakalan anak, remaja maupun orang dewasa. 

Data-data yang dipaparkan BNN, Ditjen Bea Cukai serta KPAI patut dimaknai sebagai skenario perang proxy yang ingin merusak dan melemahkan generasi milenial Indonesia.   

Perang proxy dengan modus membanjiri Indonesia dengan ragam produk narkoba tidak akan terlihat masif seperti sekarang ini jika tidak ada komunitas penjahat lokal yang menjadi mitra semua sindikat internasional itu.

Memang, seperti itulah strategi melancarkan perang proxy (proxy war). Identitas lawan tak mudah dibaca karena berkamuflase sebagai pelaku tindak kriminal yang membangun kolaborasi dengan komunitas penjahat di negara yang menjadi target serangan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya