Sandiaga Ditolak di Bali, BPN: Mereka Bukan Pancasilais

Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno di Bojonegoro disambut pendukung Jokowi.
Sumber :
  • Dok. Tim Sandiaga Uno

VIVA – Juru Bicara Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, menilai ditolaknya cawapres Sandiaga Uno di Tabanan, Bali, sebagai bibit disintegrasi dan perpecahan. Ia meminta Jokowi mengingatkan pendukungnya agar tidak berlaku seperti itu.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Ini menunjukkan bibit disintegrasi, bibit perpecahan bangsa memang sangat kental tumbuh di zaman Jokowi," kata Ferdinand saat dihubungi, Selasa, 26 Februari 2019.

Menurut politikus Partai Demokrat itu, tak seharusnya masyarakat di mana pun, karena berbeda politik menolak siapa pun datang ke wilayahnya. Apalagi ini calon pemimpin Indonesia.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Ditolak datang berkampanye di satu daerah karena mereka pendukung Jokowi, ini salah. Ini bibit disintegrasi bangsa. Tak mengerti demokrasi, tak memahami perbedaan. Dan mereka bukan orang-orang yang Pancasilais. Orang-orang seperti ini tak mengenal Pancasila," kata Ferdinand.

Ia menambahkan, kalau warga yang menolak itu mengenal Pancasila, maka tentu paham sila ketiga dan keempat. Sebab hal ini terkait dengan demokrasi dan persatuan.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Mengapa mereka menolak calon pemimpinnya datang di daerah. Kalau Prabowo-Sandi yang menang, apakah Bali atau Tabanan Bali akan menyatakan diri merdeka? Kan tidak demikian," kata Ferdinand.

Ia sangat menyayangkan hal ini. Ferdinand meminta Jokowi sebagai presiden untuk memperkuat persatuan bangsa ini. Tidak  justru malah terlibat dalam upaya-upaya seperti ini.

"Karena ini tentu adalah pendukung Pak Jokowi. Maka Pak Jokowi yang harus turun bicara pada pendukungnya agar tak melakukan hal-hal demikian. Karena ini adalah hal tak baik. Bentuk dari ketidakpahaman terhadap demokrasi. Bentuk dari ketidakmengertian tentang perbedaan. Inilah Pancasila yang terancam oleh kelompok seperti ini," kata Ferdinand.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya