Sandiaga Uno Bantah Wacana Hapus UN Demi Dongkrak Elektoral

Cawapres 02 Sandiaga Uno saat silaturahmi dengan Habaib dan masyarakat di Malang
Sumber :

VIVA – Calon wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengakui janjinya akan meliburkan siswa selama bulan Ramadan dan menghapuskan ujian nasional (UN), jika terpilih, merupakan kebijakan yang tidak populer di masyarakat. Namun ia mengklaim janji itu rasional demi kebaikan di masyarakat.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Buat kami ini suatu ikhtiar untuk perbaikan bangsa. Jadi kami ingin menggarisbawahi bahwa ini bukan tentang Prabowo-Sandi, tapi ini tentang membawah perubahan rakyat Indonesia ke arah mana," kata Sandiaga di Malang, Senin malam, 18 Maret 2019.

Sandiaga mengaku tim pemenangan telah mematangkan rencana itu. Ia mengaku terinspirasi oleh Presiden RI ke empat Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Dimana, di masa pemerintahan Gus Dur, siswa sekolah diliburkan sebulan penuh di bulan Ramadan.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Dan akan digunakan oleh siswa Muslim untuk mengasah budi pekerti dan akhlak karimah. Dan  Mungkin juga ikut pesantren kilat dan mengasah kebhinekaan, dan toleransi kita dalam bingkai UUD dan Pancasila," ujar Sandiaga.

Bagi nonmuslim, Sandiaga juga sedang menyusun program serupa, namun sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Menurutnya, kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini telah membebani siswa dalam belajar.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Kami meyakini saat ini kurikulum membebani karena minat belajar sesuai dengan ekonomi digital revolusi 4.0 mengharuskan kita lebih fleksibel. Sehingga perlu pembenahan kurikulum," tutur Sandiaga.

Program pendidikan lainnya yang bakal diterapkan, andai terpilih, adalah penghapusan ujian nasional. Menurutnya, standarisasi kelulusan ke depan tidak lagi mengacu pada ujian nasional, namun penelusuran minat dan bakat siswa masing-masing.

"Karena kualitas pendidikan Indonesia belum memiliki standar yang sama di berbagai wilayah. Kualitasnya berbeda-beda. Untuk mengembalikan rasa keadilan tersebut, kami tidak ingin UN menjadi standar kelulusan," kata Sandiaga.

Selain itu, Sandiaga menolak anggapan jika program pendidikan seperti, libur satu bulan, pergantian kurikulum dan penghapusan ujian nasional semata-mata untuk mendongkrak suara elektoral. "Silahkan menilai, kami melihatnya demi kemajuan sistem pendidikan Indonesia," ujar Sandiaga. (sah)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya