Ketua DPR: Rivalitas Cebong Versus Kampret Harus Diakhiri

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo
Sumber :

VIVA – Ketua DPR, Bambang Soesatyo menilai rivalitas antara Cebong versus Kampret harus diakhiri. Dia menilai, karena masyarakat saat ini terbelah dengan persaingan dalam perhitungan suara Pilpres 2019.

Ketua MPR: Putusan MK Menjadi Akhir dari Berbagai Upaya Hukum Konstitusional

"Rivalitas cebong versus kampret yang memuncak pada periode perhitungan suara hasil Pemilu (Pemilihan Umum) 2019, cepat atau lambat, memang harus diakhiri," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Kamis 25 April 2019.

Dia menekankan seluruh elemen bangsa harus kembali mencermati tantangan ke depan. "Bagaimana pun, seluruh elemen bangsa pada akhirnya harus kembali mencermati dan menyiasati tantangan riil yang selalu berubah," tuturnya.

Sahroni Ungkap Perbincangan Surya Paloh dengan Jokowi saat Hadiri Pernikahan Anak Bamsoet

Kemudian, ia mengingatkan generasi milenial harus mau keluar dari perangkap rivalitas Cebong versus Kampret. Lalu, mereka harus segera ikut mengambil bagian dalam program pengembangan mutu sumber daya manusia (SDM) yang sedang dikelola negara.
                                                          
"Kesinambungan pembangunan nasional harus tetap terjaga. Dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global harus diantisipasi," Bamsoet.

Lalu, ia menambahkan pascapemungutan suara Pilpres 2019, sejumlah tokoh mengekspresikan keprihatinan pada rivalitas Cebong versus Kampret. Muncul keinginan atau inisiatif mendamaikan, dengan mendorong ‘Cebong dan Kampret’ rekonsiliasi.

Bamsoet Sebut Ketua TPN Ganjar-Mahfud Bakal Sowan ke Prabowo

"Tidak mudah karena rivalitas itu dibangun dari keengganan menerima perbedaan yang kemudian mengakumulasi emosi bersama. Itulah akar persoalan yang benihnya mulai berkembang sejak 2017 di Jakarta," lanjut Bamsoet.

Menurut dia, gampang-gampang sulit mengidentifikasi pelakon dalam rivalitas itu. Namun, bisa diasumsikan mayoritas adalah generasi milenial. Alasannya, mereka mengekspresikan rasa dan emosi melalui media sosial.

"Sisi positifnya adalah baik Cebong maupun Kampret peduli pada politik dan negaranya. Sisi negatifnya pada aspek etika berekspresi atau menyuarakan pendapat," kata Bamsoet.

Ia melanjutkan, rivalitas Cebong versus Kampret berpijak pada sikap dan pilihan politik. Orientasi para pelakon rivalitas itu akan bergeser, jika kepada mereka ditunjukan gambaran tentang tantangan masa kini dan masa depan. Pergeseran orientasi itu dalam jangka dekat mestinya lebih mudah, karena Pemilu sudah selesai.

"Salah satu bentuk upaya mereduksi persoalan itu adalah membangun kesadaran dan pemahaman bersama tentang tantangan generasi milenial, baik tantangan terkini maupun tantangan di masa depan," kata Bamsoet.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya