Andi Arief, Rachland dan Ferdinan Dituding Penyebab Kekalahan Demokrat

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua
Sumber :
  • ANTARA/Jafkhairi

VIVA – Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua merasa prihatin atas kondisi Partai Demokrat akhir-akhir ini. Terlebih lagi dengan perolehan suara Demokrat pada Pemilu 2019 lalu yang turun drastis jika dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Max menilai, salah satu penyebab terjadinya penurunan perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2019 lalu disebabkan oleh pembusukan dari dalam yang dilakukan oleh segelintir kader yang sering melontarkan penyataan yang tidak sesuai dengan marwah, karakter, dan jati diri Partai Demokrat. 

Sejumlah kader yang dituding sebagai penyebab rusaknya suara Partai Demokrat itu adalah Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Partai Demokrat Ferdinan Hutahaen, mantan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief, dan Wasekjen Partai Demokrat Rachlan Nasidik.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

"Saudara Ferdinand, Rachland, dan Andi Arief yang kerap melontarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan marwah, karakter dan jati diri Partai Demokrat," kata Max Sopacua di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis 13 Juni 2019.

Anggota Presidium Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) itu menambahkan, ucapan ketiga tokoh muda itu seringkali menunjukan inkonsistensi di internal partai. Bahkan, lanjut Max, ucapan ketiganya juga sering membenturkan Partai Demokrat dengan partai lain, sesama rekan koalisi.

Cerita Prabowo Subianto Bisa Bersatu Dengan Muzakir Manaf, Tokoh GAM yang Dulu Dia Cari

"Khususnya terhadap ulama dan umat, yang berdampak adanya antipati dan kontraproduktif terhadap Partai Demokrat," ujarnya.

Dia berharap, Ketua Umum Partai Demokrat, SBY melakukan tindakan terhadap ketiga kader yang dianggap bermasalah itu. Tak hanya itu, dia pun mendesak kepada ketiga tokoh muda itu agar menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan berjanji tidak mengulangi tindakan dengan melontarkan pernyataan kontroversial.

"Kepada yang bersangkutan diwajibkan menyampaikan permohonan maaf dan tidak mengulanginya lagi," katanya.

"Karena pernyataan-pernyataan mereka ini mengganggu soliditas, merusak kredibilitas dan integritas Partai Demokrat yang berdampak pada pembusukan partai," ujarnya menambahkan.

Untuk diketahui pada pemilu 2019 lalu, perolehan suara Partai Demokrat berada di bawah PKB, Nasdem, dan PKS. Partai Demokrat hanya memperoleh 7,7 persen suara, atau sekitar 10.876.507 suara. Perolehan suara itu dapat dibilang turun drastis jika dibandingkan dengan perolehan suara Partai Demokrat pada pemilu 2014 yang mencapai 10.9 persen atau 12.728.913 suara. Sementara, di pemilu 2009, Partai Demokrat berhasil unggul hingga memperoleh 21.9 juta suara. (mus)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya