Jika Head To Head, Airlangga Diprediksi Ungguli Bamsoet

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • Dok. Partai Golkar.

VIVA – Partai Golkar akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) yang sesuai agenda pada Desember 2019. Sejumlah nama bermunculan yang akan bersaing dalam kursi ketua umum seperti Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo atau Bamsoet.

Airlangga Percaya Diri Dipilih Lagi secara Aklamasi di Munas Golkar

Airlangga secara resmi memastikan kembali maju sebagai calon ketua umum. Bamsoet meski belum bicara tegas, namun Ketua DPR itu sudah mengisyaratkan siap maju.

Pengamat politik UIN Jakarta, Adi Prayitno mengatakan dua tokoh tersebut bila memang bersaing berebut kursi Golkar-1 maka akan memiliki peluang yang sama untuk menang.

Konflik Israel-Iran Memanas, Airlangga Sebut Stabilitas Keuangan Aman 

"Airlangga saat ini Ketum Golkar sekaligus menteri perindustrian yang memiliki hubungan baik dengan pemerintah. Sementara, Bamsoet saat ini Ketua DPR yang juga dekat dengan pemerintah," ujar Adi kepada VIVA, Senin, 24 Juni 2019.

Namun, ia menganalisis bila keduanya head to head maka diprediksi Airlangga relatif unggul. Alasannya, Menteri Perindustrian itu sudah memiliki kekuatan konsolidasi dengan pengurus DPD.

Rupiah Sentuh Rp 16.128 per Dolar AS, Airlangga: Sedikit Lebih Baik dari Malaysia dan China 

"Jika dilihat head to head kekuatan keduanya, Airlangga relatif unggul karena posisinya saat ini lebih memungkinkan untuk terpilih kembali," tutur Adi.

Adi menyebut dengan waktu 1,5 tahun terakhir memimpin Golkar membuat Airlangga memiliki penetrasi dengan pengurus pusat dan kader Partai Beringin. Eks Ketua Komisi VI DPR itu juga dinilai dekat dengan Presiden Jokowi dan sejumlah tokoh senior Golkar di pemerintahan.

"Sebagai ketum Golkar tentu Airlangga sudah melakukan penetrasi lama dengan pengurus-pengurus Golkar tingkat DPD," tutur Adi yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia tersebut.

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo.Foto: Bambang Soesatyo

Sementara, untuk Bamsoet bila memang siap maju maka harus bisa tegas. Hal ini mengingat waktu yang tak lama dan butuh persiapan untuk konsolidasi dengan pemegang hak suara dari pengurus DPD hingga ormas-ormas sayap Golkar.

Apalagi, saat ini dinamika politik saat ini masih tersedot dengan isu putusan MK terkait hasil Pilpres 2019. Begitupun pasca-putusan MK, isu kabinet pemerintahan presiden terpilih akan menjadi perhatian.

"Pemerintah tentu berkepentingan bahwa ketum Golkar yang baru harus menjadi mitra baik ke depan," tuturnya.

Sebelumnya, Airlangga mengatakan siap kembali mencalonkan diri menjadi caketum Golkar periode 2019-2024. Periode jabatan Airlangga, yang melanjutkan kepemimpinan Partai Golkar dari Setya Novanto sejak 2017, akan habis pada Desember 2019.

"Kalau jadi Ketum Golkar saya tentunya PR (pekerjaan rumah) belum selesai, jadi kita lanjutkan. Yaitu PR mendampingi Pak Presiden sampai 2024,” ujar Airlangga seusai halal bi halal di kantor DPD Golkar Jawa Barat, Jalan Maskumbangbang Kota Bandung, Jumat 14 Juni 2019.

Sementara, Bamsoet mengatakan akan aktif bersafari ke daerah usai putusan MK terkait sengketa Pilpres 2019. Ia menyebut sejumlah senior partainya merespons postitif terkait ihwal pencalonannya. Nama Bamsoet juga sempat didorong maju oleh sejumlah kader muda Golkar.

Ia pun mengapresiasi, jika semakin banyak kader yang mencalonkan diri sebagai caketum. "Itu menunjukkan partai ini kaderisasi di partai ini berjalan dengan baik," kata Bamsoet di gedung DPR, Senin, 24 Juni 2019.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya