Pilpres 2024 Diprediksi Makin Ramai, Denny JA Soroti Dua Faktor

Pendiri LSI, Denny JA
Sumber :
  • Dok. LSI

VIVA – Pendiri Lingkaran Survei Indonesia atau LSI, Denny Januar Ali mengatakan, penetapan KPU terhadap Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang Pilpres 2019, menutup pesta demokrasi lima tahunan.

Batalkan Aksi Relawan Turun ke Jalan Jelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Prabowo Tuai Pujian

Namun, ia memprediksi Pilpres 2024, akan lebih ramai dibandingkan 2019.

Menurut dia, dua faktor yang disorotnya menjadi penyebab semakin ramai adalah pertarungan empat ideologi dan persaingan kontestan. "Pilpres 2024 akan semakin ramai, karena dua hal. Pertama, ada empat ideologi yang kembali bertarung," ujar Denny di Jakarta, Selasa 2 Juli 2019.

Barikade 98 Ajukan Amicus Curiae, Minta Hakim MK Putuskan Sengketa Pilpres Secara Adil

Denny menganalisis, empat ideologi tersebut ,yaitu pertama ideologi politik reformasi. Menurut dia, paham ideologi ini mulai dibawa Presiden RI ke-3, BJ Habibie sebagai pemimpin negara era Reformasi. Usai Habibie, dilanjutkan oleh Abdurahman Wahid atau Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan sekarang Joko Widodo.

"Apa itu paham politik reformasi? Itu adalah varian demokrasi yang khas Indonesia. Ada kebebasan politik di sana. Berbeda dengan Orde Baru ataupun Orde Lama," kata Denny.

135 Purnawirawan TNI-Polri Ajukan Amicus Curiae ke MK Terkait Sengketa Pilpres

Ideologi kedua yang dimaksud Denny, adalah ideologi Islam Politik. Kata dia, paham ini menginginkan syariat Islam lebih berperan di ruang publik. Menurutnya, bagi paham ini, ideologi yang berlaku sekarang terlalu sekuler dan liberal. Lalu, ideologi ketiga adalah kembali ke UUD 45 yang asli.

Dia menekankan, dengan paham tersebut, tak setuju dengan sistem politik ekonomi yang berlaku sekarang. Secara ekonomi, sistem sekarang terlalu liberal dan memberikan ruang pada perusahaan asing. Kemudian, ideologi keempat, yaitu ideologi Hak Asasi Manusia.

Menurut dia, empat ideologi yang dijabarkannya ini bisa bertambah kuat di Pilpres 2024. Sebab, Pilpres 2019 menjadi sarana untuk muncul. "Bisa jadi keempat-empat ideologi ini lebih kuat, lebih punya pengalaman," kata konsultan politik senior tersebut.

Untuk Pilpres 2024, akan lebih ramai, karena semua peserta baru dan tak ada petahana yang bersaing. Denny mengemukakan, analisis ini menjadi faktor kedua. Figur Jokowi yang sudah dua periode tak bisa lanjut lagi bersaing di Pilpres 2024.

"Kedua, yang bertarung nanti, semuanya adalah penantang. Tak ada inkumben. Jokowi tak bisa mencalonkan diri kembali," tutur Denny.

Baca: LSI Prediksi 15 Calon Presiden pada 2024, Nama Prabowo Masih Ada

Denny menyebut, dari radar LSI, diperkirakan ada 15 figur yang bersaing. Para tokoh yang bersaing itu dari latarbelakang kepala daerah, partai politik, dan pejabat pemerintahan.

Merujuk data LSI, 15 nama itu antara lain dari kepala daerah seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa. Lalu, dari tokoh partai politik ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, dan Puan Maharani. Adapun dari pejabat pemerintahan seperti Budi Gunawan, Sri Mulyani, hingga Tito Karnavian. "Radar LSI sudah menangkap 15 capres 2024 itu," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya