Petinggi Soksi: Airlangga Pantas Pimpin Golkar Kembali

Ketum Golkar Airlangga Hartarto
Sumber :
  • Dok. Golkar

VIVA – Dinamika internal jelang Munas Golkar makin menghangat. Sejumlah nama memanaskan mesin politiknya untuk bersaing memperebutkan kursi Ketua Umum Golkar. Elite pimpinan pusat sampai organisasi sayap yang punya suara di munas saling merespons.

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Erwin Ricardo Silalahi, mengatakan pihaknya akan tetap berada di barisan pendukung ketua umum petahana Airlangga Hartarto sampai munas digelar.

"Tentulah dari fatsun atau etika berorganisasi, kami tetap bersama dengan Pak Airlangga dalam menyikapi dinamika Partai Golkar sampai ke arena Munas,” kata Erwin di Jakarta, Sabtu, 20 Juli 2019.

Erwin yang juga politikus senior Golkar ini menilai figur Airlangga sebagai kader yang cakap dan kapabel untuk kembali memimpin Golkar periode 2019-2024. Kata dia, figur Airlangga diperlihatkan dengan kinerjanya sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Kerja Jokowi.

“Beliau masuk sebagai tokoh yang cakap, kapabel dalam memimpin, baik di Golkar maupun di lingkungan kementerian. Saya katakan Airlangga sangat pantas memimpin kembali Golkar untuk periode 2019-2024,” ujar Erwin.

Terkait kans Airlangga kembali memimpin Golkar, ia cukup percaya diri. Bagi dia, eks anggota DPR itu sudah terbukti bisa mengawal kebijakan Presiden Jokowi.

"Golkar dalam kepemimpinan Airlangga juga bisa berperan sebagai pengawal stabilitas politik nasional," tuturnya.

Kemudian, ia menambahkan pandangannya sebagai kader Golkar. Menurutnya, sebagai partai besar, Golkar harus menjaga marwah demokrasi yang berkarakter yakni nilai musyawarah untuk mufakat.

MK Tolak Gugatan Kubu Anies dan Ganjar, Airlangga: Saatnya Kembali Merajut Persatuan

Maka itu, kata dia, jika ada keputusan organisasi yang ditempuh secara aklamasi, hal itu menjadi bagian demokrasi khas Indonesia. Dia berpendapat wajar jika hasil munas nanti menetapkan kembali Airlangga secara aklamasi sebagai Ketum Partai Beringin.

“Voting dalam demokrasi bersifat niscaya. Namun, demokrasi Indonesia menyediakan tahapan sebelum voting, yakni musyawarah untuk mufakat. Jadi, aklamasi hasil akhir dari proses alamiah demokrasi ala Indonesia," jelasnya.

MK Putuskan Sengketa Pilpres 2024 Besok, Jusuf Kalla: Apapun Hasilnya Kita Terima
Presiden Jokowi di HUT Golkar ke-58

Kembali Mencuat, Golkar Tak Ingin Berandai-andai Soal Kabar Jokowi Gabung

Kabar Presiden Jokowi bergabung ke Golkar, kembali mencuat. Setelah elit PDIP menyebut, Jokowi bukan lagi bagian dari partai itu setelah beda pilihan selama Pilpres 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024