PDIP Gelar Gebyar Wayang Sebagai Wujud Kebudayaan Indonesia

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto
Sumber :
  • VIVA/Edwin Firdaus

VIVA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar Gebyar Wayang Kulit 2019 dalam rangka tasyakuran hari ulang tahun ke 46 partai. Pagelaran tersebut juga diklaim untuk merayakan kemenangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. 

Analisis Komunikasi Politik dalam Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan, acara tersebut diselenggarakan sebagai bentuk komitmen PDIP dalam mewujudkan Indonesia yang berkebudayaan seperti yang digagas Presiden Pertama RI, Soekarno. 

Acara wayang kulit sendiri digelar di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat dengan Pewayang Ki Warseno Slenk, Ki Sri Susilo Tengkleng dan Ki Suwondo. Adapun lakon yang diangkat yakni Aji Norontoko.

Pidato Wajah dan Fisik di Gelora Bung Karno

"Pada malam ini PDIP yang punya komitmen untuk mewujudkan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan sebagaimana yang digagas Bung Karno mengadakan wayangan sekaligus tasyakuran atas kepercayaan rakyat yang diberikan kepada PDIP dan Pak Jokowi," kata Hasto di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu, 20 Juli 2019.

Hasto menuturkan, acara wayang ini disebut membawa semangat Satyameva Jayate yang artinya hanya kebenaran yang berjaya. Sementara lakon Aji Narontoko, kata Hasto, merupakan aji yang dimiliki Gatot Kaca sebagai seorang satria yang dikawal oleh para punakawan dan mampu menjalankan tugasnya di dalam membela negara.

Andri Arief Kritisi Luhut soal Pendukung Demokrat Minta Pemilu Ditunda

"Inilah yang menjadi semangat dedikasi PDIP," ujarnya.

Hasto juga mengomentari soal postingan Presiden Jokowi di sejumlah media sosialnya. Menurut Hasto, wayang yang mengangkat kalimat lamun sira sekti aja mateni bermakna meskipun kuat, jangan menjatuhkan. 

"Itu mengandung pesan kemanusiaan dari Presiden Jokowi. Bagaimanapun juga kekuasaan tidak boleh dipakai untuk menindas. Dan kami sangat beruntung punya presiden yang punya semangat itu. Semangat perikemanusiaan, semangat turun ke bawah bersama rakyat, hatinya terbuka terhadap penderitaan rakyat sehingga mengalirlah kebijakan-kebijakan yang membebaskan rakyat Indonesia dari berbagai belenggu penjajahan sebagaimana menjadi spirit dari Bung Karno dan dijalankan oleh Bu Megawati Soekarnoputri," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Gebyar Wayang Kulit 2019, Untung Wiyono mengatakan, acara ini didukung langsung oleh Hasto dan juga semangat gotong royong PDIP. Tiga dalang yang tampil merepresentasikan dalang Joglo, Jogjakarta dan Solo. 

"Trio dalang ini akan membawa sebuah lakon semangat untuk generasi muda milenial untuk meneruskan perjuangan agar rakyat adil dan makmur," kata Untung. 

Acara sendiri diawali dengan penampilan Ki Rusman tentang Gatot Kaca yang disukai oleh Bung Karno. Bahkan tarian yang ditampilkan Ki Rusman ini juga disukai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang akhirnya menjadi cikal bakal presiden keempat RI itu menyukai dunia tari. 

"Semoga acara ini tidak hanya berisi tontonan, tetapi tuntunan sosial, politik dan budaya sesama anak bangsa," ujarnya. 

Pantauan VIVAnews, di lokasi sudah hadir Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya