Cerita Megawati Pernah Ditertawakan saat Awal Berpolitik

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

VIVA – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri merupakan presiden pertama Indonesia. Putri proklamator bangsa Ini merpukan Presiden Republik Indonesia kelima.  

Megawati mengikuti jejak politik ayahnya Soekarno. Saat kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Bandung, dia selalu aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Dia baru terjun ke dunia politik pada tahun 1986 sebagai wakil ketua PDI cabang Jakarta Pusat dan setahun setelahnya menjadi anggota DPR RI. 

Sejak itu, karier politiknya semakin cemerlang hingga membawanya sebagai Ketua Umum PDI hingga berubah menjadi PDI Perjuangan dan membawanya menjadi memimpin negeri ini sejak Juli 2001 hingga Oktober 2004. Perjalanan karier politiknya pun penuh liku.

Sebagai perempuan di tengah dominasi laki-laki, Megawati mengaku pernah dipandang sebelah mata ketika memimpin partai politik. Bahkan, saat awal terjun ke dunia politik, banyak orang meragukan kemampuannya.

"Saya selalu ditertawakan ketika waktu awal menjadi pimpinan partai karena perempuan (dinilai) tidak bisa apa-apa," ucap Megawati saat menyampaikan orasi ilmiah di hadapan mahasiswa-mahasiswi Universitas Soka, Tokyo, Jepang dalam keterangan tertulis, Rabu 8 Januari 2020, dikutip dari VIVAnews.

Meski sempat diremehkan karena masalah gender, namun dia membuktikan diri bisa memiliki karier yang bagus di dunia politik. Megawati yang dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Soko itu merupakan perempuan pertama di negeri ini yang menjadi ketua parpol dan presiden. 

"Tetapi saya mengatakan pada diri saya sendiri, seorang perempuan itu berbeda dengan lelaki. Perempuan lebih pintar, lebih cerdas, dan dia bisa menjadi ibu yang mencintai anak-anaknya, tetapi juga bisa berpolitik," tuturnya.

Menurut dia, perempuan harus berani mengambil kesempatan dan peluang. Karena itu, dia mendorong supaya kaum Hawa tidak takut untuk terjun ke dunia politik, seperti dirinya.

Ogah Jadi Menteri di Kabinet Prabowo, Ganjar: Berada di Luar Jauh Lebih Baik

"Akibatnya saya menjadi presiden pertama perempuan. Bukan di Indonesia saja, mungkin juga di belahan Asia Tenggara. Jadi jangan malu-malu. Yang cantik-cantik, yang perempuan harus mengucap, saya tidak akan kalah dengan laki-laki," tandas Megawati.
 

Ilustrasi perceraian.

Kowani Kaji Uji Materi Aturan Pembagian Harta Bersama yang Merugikan Perempuan

“Konstruksi hukum terkait pembagian harta bersama yang ada di Indonesia merupakan salah satu bentuk pembauran antara hukum adat, KUHP dan hukum Islam,” ujar Ketum Kowani.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024