Magnet Habib Rizieq Masih Kuat atau Mulai Redup

Ilustrasi video Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab di Stadion Utama GBK 7 April 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Perhelatan Reuni Akbar 212 pada Senin, 2 Desember 2019, berjalan lancar meski jumlah peserta menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengaruh gerakan 212 dan tokoh sentral seperti Habib Rizieq Shihab dinilai sudah menurun usai Pilpres 2019.

Hard Gumay Ramal Kasus Hukum Chandrika Chika, Warganet: Gila, Ilmunya Dalem Banget

Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menganalisis dua hal yang membuat 212 menurun.

"Pertama, figur Habib Rizieq karena berhasil membangun sentimen agama yang masif. Kedua, jaringan yang relatif konsolidatif. Harus diakui, 212 mulai kehilangan momentum dan panggung politik," kata Adi kepada VIVAnews, Senin, 2 Desember 2019.

Galih Loss sudah Minta Maaf soal Video 'Serigala', Polisi beri Jawaban Menohok

Meski demikian, Adi menyebut gerakan 212 masih punya kekuatan dari massa. Tapi ia menekankan aksi 212 mesti memperkuat posisinya dengan memainkan isu yang lebih punya kepentingan masyarakat umum.

"Untuk menjaga stamina gerakan, tentu 212 harus memperlebar isunya yang tak melulu agama. Banyak isu penting seperti isu demokratisasi dan ekonomi, layak dikapitalisasi untuk menambah dukungan publik," jelas Adi.

Penghulu dan Penyuluh Dilibatkan Sebagai Aktor Resolusi Konflik Berdimensi Agama

Sementara, Ketua Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Abdul Chair Ramadhan, tak setuju dengan anggapan magnet Habib Rizieq mulai redup. Kata dia, magnet pendiri Front Pembela Islam (FPI) itu masih kuat. Ia merujuk massa yang hadir berjumlah jutaan dalam Reuni 212. Bagi dia, Habib Rizieq tetap sebagai figur ulama yang dicintai umat.

"Magnet HRS sangat kuat, tidak pernah lemah dan goyah. Faktanya, acara Reuni 212 selalu melimpah ruah. Lautan manusia hadir dengan jumlah jutaan," ujar Chair kepada VIVAnews, Senin, 2 Desember 2019.

Menurut Chair, jutaan manusia yang hadir dalam Reuni 212 punya kesamaan visi dengan Habib Rizieq. Visi yang dimaksud adalah kesamaan ingin menegakkan keadilan.

"Jutaan manusia itu terkoneksi dengan visi HRS dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan, menegakkan amar ma'ruf nahi munkar," tuturnya.

Dalam Reuni Akbar 212, Senin kemarin, Imam Besar FPI, Habib Rizieq memang tak hadir. Ia masih kesulitan kembali ke Tanah Air. Namun, Habib Rizieq tampil di Reuni 212 dengan video dirinya yang diputar.

Dalam kesempatan itu, ia menyinggung pejabat Pemerintah RI seperti Menko Polhukam Mahfud MD dan seorang pejabat Badan Intelijen Negara (BIN). Ia menduga ada campur tangan pemerintah RI sehingga dirinya disengaja untuk sulit kembali ke Tanah Air.

Selain itu, Habib Rizieq juga mengingatkan pihak yang menyepelekan gerakan 212. Menurutnya, aksi 212 punya pengaruh kuat seperti membuat tumbangnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dari konstelasi pimpinan DKI Jakarta. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya