Fadli Zon Gelar Polling, 100 Hari Jokowi-Ma'ruf Ekonomi Memburuk

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon.
Sumber :
  • VIVAnews/ Syaefullah.

VIVAnews - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menggelar polling terkait dengan jelang 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin. Fadli menyoroti soal bagaimana kondisi kehidupan ekonomi masyarakat, apakah makin membaik atau justru memburuk?

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

Sampai hari ini, Kamis, 23 Januari 2020, polling Fadli itu menunjukkan bahwa ekonomi masyarakat makin memburuk. Sebanyak 88 persen netizen memilih ekonomi memburuk, sedangkan hanya 12 persen yang menilai ekonomi membaik.

Total netizen yang berpartisipasi hingga sekarang ini sebanyak 6.305. Sementara, polling diunggah sejak· 22 Januari 2020, pukul 11:50 WIB.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

Sejumlah warganet juga mengomentari atau merespons polling dari mantan Wakil Ketua DPR tersebut. Misalnya @hannarayliza, dia meminta mereka yang memilih ekonomi membaik, agar menunjukkan datanya.

Tapi, ada pula yang bernada menyerang, seperti @Elmayora3. "Udah gk mempan lagi lo zonk. Mau nyari panggung pengen jadi publik figur lagi ???? ???? ????. Paling PAS lo jadi publik figur di KALI JODO nah tampilan aja IKAN BUNTAL. ???? ???? ????. Prestasi cuma ketua ICMI Jauh di banding Presoden gw ???? ???? ????," tulisnya.

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

Kemudian, @renegad19207887, "Membaik atau memburuk minimal mereka udah berusaha, nah elu? Buat puisi? ???? ????," tulisnya.

Dan, @qumaroni, yang menulis, "Pertanyaan anda cenderung ngajak orang lain tuk nyudutin Pak @jokowi. Padahal anda tahu kalau dalam proses memperbaiki ekonomi negeri ini butuh waktu dan tidak bisa di patok seratus hari."

Jokowi-Ma’ruf Amin dilantik sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 pada 20 Oktober 2019 yang lalu. Jika dihitung, 100 hari pemerintahan mereka jatuh sekitar bulan Januari-Februari 2020.

Jokowi sendiri pada saat melantik kabinetnya yang baru “Indonesia Maju” menyatakan tidak memasang target 100 hari. Dia mengatakan akan melanjutkan pemerintahan yang sebelumnya.

Di periode kedua, Jokowi akan menitikberatkan pada defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, serta membuka lapangan pekerjaan. Jokowi ingin menarik investor asing sebanyak mungkin sehingga muncul peluang kerja yang seluas-luasnya.

Kemudian juga reformasi birokrasi. Dan selama lima tahun ke depan, prioritas pada pembangunan SDM.

Nah, para pembaca VIVAnews, anda pilih yang mana?

>
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya