Jokowi Ungkap Siapa yang Sering Bikin Dia Gugup dan Gagap

Presiden Jokowi di Labuan Bajo, NTT
Sumber :
  • Biro Pers Istana

VIVAnews - Seorang presiden atau pemimpin suatu negara tentu dikenal sebagai sosok yang penuh wibawa, hebat dan memiliki kemampuan di atas manusia-manusia lain. Karena itulah, seseorang tersebut kemudian menjadi presiden, pemimpin dari rakyatnya.

Menteri PAN-RB Siapkan Formasi ASN di IKN Bagi Putra-Putri Asli Kaltim

Di Indonesia, kita mengenal ada Bung Karno, Pak Harto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan juga Jokowi. Para presiden tersebut tentunya merupakan tokoh-tokoh hebat di masanya. Apalagi dalam hal pidato, atau berkomunikasi dengan rakyatnya, mereka seperti tak punya kekurangan sedikit pun.

Meski demikian, ada kalanya mereka juga memiliki sifat-sifat yang umum dimiliki semua orang misalnya saja gugup. Nah, baru-baru ini, Presiden Jokowi mengaku bahwa dia juga sering gugup.

Jokowi Ungkap Skandal Pencucian Uang Lewat Kripto hingga Rp 139T

Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo itu mengungkap siapa pihak yang sering membuatnya gugup. Dalam unggahan di Twitter resminya, @jokowi, Jokowi mengatakan bahwa wartawanlah yang sering membuatnya gugup. Tak cuma itu, dia juga sering dibikin gagap.

"Tahukah Anda siapa yang kerap membuat saya gugup? Para wartawan. Yang mengejar saya untuk doorstop interview, yang membuat saya kadang-kadang gugup dan gagap, tak siap ditanya sesuatu. Ke mana pun, selalu ikut bersama saya adalah para wartawan," tulis Jokowi, dikutip VIVAnews, Sabtu, 8 Februari 2020.

Gibran Singgung Hasto yang Halangi Pertemuan Megawati-Jokowi

Pernyataan tersebut dia ungkapkan dalam rangka memperingati hari pers nasional tahun ini. Jokowi lantas mengucapkan selamat kepada insan pers di tanah air.

"Selamat Hari Pers Nasional 2020!" tulisnya lagi.

Sebelumnya, dalam kesempatan lain, Jokowi menyatakan dukungan penuh terkait harus adanya regulasi untuk melindungi media nasional yang saat ini terancam oleh platform digital dari luar.

Hal itu disampaikan dalam sambutannya saat menghadiri Puncak Hari Pers Nasional yang diselenggarakan di halaman Setda Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarbaru, Banjarmasin, Sabtu, 8 Februari 2020.

"Tadi malam saya sudah berbincang dengan para pimred (pimpinan redaksi). Saya minta segera disiapkan draf regulasi yang bisa melindungi dan memproteksi dunia pers kita," kata Jokowi disambut tepuk tangan peserta yang hadir.

Jokowi mengakui, memang saat ini belum ada regulasi yang tegas mengatur platform digital beroperasi di Indonesia. Aturan itu dinilai perlu karena sangat menjajah dunia pers saat ini.

"Saya menyerap semua aspirasi. Jangan sampai semuanya diambil oleh platform digital dari luar. Pajak juga tidak bayar, aturan maupun regulasi tidak ada," katanya.

>
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya