Perbandingan Kepuasan Publik Antara Jokowi dan Maruf Amin Njomplang

Rapat kerja kabinet Jokowi-Maruf Amin di Istana Negara
Sumber :
  • Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVAnews - Hasil survei Indo Barometer mencatat, tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo di 100 hari periode keduanya sangat tinggi. Tapi kepuasan terhadap Wakil Presiden Maruf Amin, tidak terlalu tinggi. Bahkan sangat jauh dari Jokowi.

JK Sebut Golkar Partai Terbuka, Tak Masalah Jika Jokowi-Gibran Gabung

Dalam survei tersebut, ditanyakan tingkat kepuasan responden usai Jokowi dilantik pada 20 Oktober 2019. Hasilnya, sebanyak 70,1 persen merasa puas. Dengan rincian, 12,3 persen sangat puas dan 57,8 puas.

Sementara itu, sebanyak 27,4 persen merasa tidak puas dengan kinerja Jokowi di 100 hari periode keduanya ini. Ada 2,6 persen yang mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Moeldoko: Otonomi Daerah Harus Lanjutkan Pembangunan Visi Jokowi

Tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi ini dianggap tidak berbanding lurus dengan kepuasan publik kepada Maruf Amin. Walau mayoritas puas, tetapi jaraknya dianggap terlalu besar.

"Memang saya katakan agak njomplang dengan Pak Jokowi," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer Qodari, dalam pemaparan hasil surveinya, di Hotel Atlet Century, Senayan Jakarta, Minggu 16 Februari 2020.

Bakal Hijrah ke IKN, Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Pakai Mobil Dinas Listrik?

Tingkat kepuasan publik terhadap kerja Maruf Amin dalam 100 hari pemerintahan adalah sebesar 49,6 persen. Terdiri dari publik yang merasa sangat puas 5,9 persen dan cukup puas 43,7 persen. Sedangkan 37,5 persen merasa tidak puas dan 12,9 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Qodari mengatakan hasil kepuasan Wapres Maruf tersebut berbeda saat Jusuf Kalla menjadi wakil dari Jokowi pada 2014 lalu. Di mana hasil survei nasional pada 15-25 Maret 2015 mencatat kepuasan publik 53,3 persen. Tidak terlalu jauh dengan kepuasan pada Jokowi disurvei yang sama pada 2015 itu sebesar 57,5 persen.

Qodari melanjutkan, tingkat kepuasan Jokowi yang sangat tinggi ini, menurutnya harus menjadi modal yang baik bagi mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo itu untuk melanjutkan program-program pemerintahan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.

"Jadi di periode keduanya Pak Jokowi lebih baiklah dibanding lima tahun lalu. Jadi modal sosial relatif lebih tinggi," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya