SBY Sentil Amerika, Are You Ok?

Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVAnews - Situasi rusuh yang dialami Amerika Serikat membuat mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bereaksi. Baru-baru ini, SBY menuliskan opininya di Facebooknya.

Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden

"Ada kobaran api di Amerika. Ada kerusuhan dan penjarahan di banyak kota. Suasananya seperti “perang”. Puluhan ribu tentara yang ada di wilayah (national guard) sudah dikerahkan dan diterjunkan. Ribuan pengunjuk rasa dan perusuh ditahan. Banyak pula kota yang memberlakukan jam malam," begitu SBY memulai tulisannya, yang kutip VIVAnews pada Kamis, 4 Juni 2020.

Menurut SBY yang juga mantan Ketua Umum Partai Demokrat, situasi tersebut membuat dunia tercengang. "Apa yang sesungguhnya terjadi? Mengapa Amerika jadi begitu? Inilah pertanyaan yang muncul di banyak negara," lanjut dia.

Suami Sandra Dewi Tersandung Korupsi Timah, Aiman Senang Kasusnya Disetop 

Ternyata, lanjut SBY, masyarakat internasional bukan hanya tercengang. Muncul pula protes-protes yang menunjukkan solidaritasnya dengan komunitas kulit hitam Amerika itu.

"Kita saksikan, paling tidak terjadi di 14 kota besar di dunia, London, Paris, Berlin, Copenhagen, Milan, Dublin, Krakow, Perth, Sydney, Auckland, Christchurch, Vancouver, Toronto, dan Rio de Janeiro. Saya tidak ikut-ikutan tercengang. Cuma merenung. Dan mau bertanya sedikit “Are you ok, Amerika”? Yang bertanya begini mungkin banyak. Di seluruh dunia. Bukan hanya saya," kata SBY.

Jokowi Tegaskan Freeport Bukan Milik Amerika Lagi, tapi Indonesia

SBY mengaku tidak termasuk orang yang anti Amerika. Atau anti Barat. Dalam pengabdian panjangnya sebagai prajurit TNI (sekitar 30 tahun), empat kali dia mengemban tugas pendidikan dan pelatihan di Amerika Serikat.

Ketika menjadi menteri dan presiden, SBY juga sering melakukan kunjungan ke negara Paman Sam itu. Termasuk membangun kemitraan strategis (strategic partnership) di antara kedua negara, Indonesia-Amerika Serikat.

"Hubungan dan kerjasama yang saling menguntungkan dan saling hormat menghormati dulu terus kita jalin, baik pada masa pemerintahan Presiden Bush maupun Presiden Obama," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya