PAN Tangkap Maksud Lain dari Unggahan Video Kemarahan Jokowi

VIVA – Pernyataan Presiden Jokowi yang marah dengan melontarkan ancaman me-reshuffle jajaran menterinya masih menyedot perhatian. Ada suara yang justru mempertanyakan kemunculan video tersebut yang jaraknya jauh dari peristiwa sebenarnya.

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) di DPR, Saleh Partaonan Daulay kembali menyinggung video tersebut. Menurut dia, munculnya video tersebut diduga punya tujuan tertentu lantaran diunggah setelah 10 hari peristiwa Jokowi marah-marah.

"Video itu sebetulnya dibuatnya tanggal 18 Juni 2020 kemudian dirilisnya itu tanggal 28 Juni itu artinya antara 18 sampai 28 Juni itu ada waktu sekitar kurang lebih 10 hari. Kita tidak tahu sebetulnya apa yang dilakukan oleh presiden bersama orang-orang mungkin yang orang-orang dekatnya sekali," kata Saleh di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 2 Juli 2020

Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas

Dia menyoroti dalam konten videonya tersebut tidak begitu panjang namun sarat akan pesan. Makna dari video itu, terlihat Jokowi marah karena kinerja menteri yang tak memenuhi harapan di tengah pandemi Corona.
 
"Mungkin kalau bahasa saya target-target yang menurut presiden tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan oleh presiden," ujarnya

Namun, kata dia, justru munculnya video tersebut jadi pertanyaan. Sebab, ada yang menilai Jokowi benar-benar marah atau ada unsur gimmick politik di dalamnya.

Gus Miftah Curiga Jokowi Pilih Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Karena Lucu, Bukan Prestasi

Meski demikian ia pribadi menilai video itu memperlihatkan Jokowi memang benar marah. Kata dia, hal itu wajar.

"Menurut saya wajar, marah. Kenapa? karena pengelolaan atau penanganan Covid-19 di Indonesia itu memang itu belum maksimal, sebagaimana yang diharapkan presiden dan juga oleh masyarakat luas," jelas Saleh

Menurut dia, Jokowi pasti memiliki tujuan tertentu dari publikasi video kemarahannya tersebut. Dengan video itu muncul kini isu reshuffle kabinet Indonesia Maju.

"Menurut saya itu adalah apa namanya kewenangan presiden secara mutlak, hak prerogatif presiden untuk mengatakan atau mengambil kebijakan, mau reshuffle atau tidak," ujarnya

Dari video tersebut, Saleh memprediksi akan ada tindak lanjut Jokowi mengenai terpublikasinya video tersebut. Sebab jika tidak, video yang diunggah 10 hari setelah peristiwa berlangsung tersebut akan kehilangan makna.

"Kalau presiden tidak ambil tindakan apa-apa dari apa-apa yang diambil dari video itu, (maknanya) enggak ada. Maknanya dipublikasikan ke masyarakat, untuk apa? Apa di balik rilis video itu, kalau bukan ada maksud yang macam-macam," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya