Ketum Granat: Partai Jangan Usung Mantan Pecandu Narkoba di Pilkada

Pengacara dan anggota DPR dari PDIP, Henry Yosodiningrat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bayu Nugraha

VIVAnews - Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) Henry Yosodiningrat meminta partai politik tidak mengusung calon kepala daerah mantan pengguna narkoba. Alasannya, seseorang yang pernah terlibat dalam penyalahgunaan narkoba berpotensi kambuh kembali.

Anak Buah Prabowo Diplot jadi Cawagub Muzakir Manaf di Pilkada 2024

"Kuncinya bukan dipilih atau tidak dipilih oleh rakyat, tapi (mantan pengguna narkoba itu) dicalonkan atau tidak oleh partai. Jadi kuncinya ada di partai. Kalau partai tidak mau kan tidak ada calon itu, kecuali kalau mereka maju independen," ujar Henry kepada wartawan, Sabtu, 4 Juli 2020.

Baca juga: Peredaran Sabu 5 Kg Dari Malaysia Berhasil Digagalkan

Sespri Iriana Jokowi Sendi Fardiansyah Daftar Calon Wali Kota Bogor dari Gerindra

Henry mengatakan partai politik harus memperketat seleksi bakal calon kepala daerah yang bakal diusung pada Pilkada 9 Desember 2020 mendatang. Jangan sampai partai politik tidak melihat rekam jejak calon yang bakal diusung pada hajatan dan pesta demokrasi daerah lima tahunan tesebut.

"Yang pasti orang yang pernah menjadi pecandu (narkoba) tingkat kemungkinan akan kambuh lagi itu sangat besar. Artinya selagi masih ada calon lain kenapa mesti orang yang pernah menjadi pecandu. Lagi pula kalau dia pernah menjadi pengguna musiman kemungkinan juga akan kambuh lagi itu sangat besar. Artinya kita ini kan memilih calon kepala daerah. Calon kepala daerah ini sebisa mungkin orang yang secara akhlaknya baik dan perilakunya baik," katanya.

Komjen Dharma Pongrekun Konsultasi Syarat Cagub Perseorangan ke KPU DKI


Henry menambahkan partai tidak boleh langsung percaya pada hasil tes urine yang disodorkan calon kepala daerah. Karena bisa jadi tes urine yang disodorkan bakal calon kepala daerah tersebut adalah hasil tes urine sehari sebelum dia mendaftar ke partai politik.

"Jadi saya menghimbau kepada partai agar kita seleksi bukan hanya bebas narkoba hasil tes urine. Karena tes urine hari ini negatif bisa saja minggu lalu dan bulan laku dia positif. Kalau hari ini tidak positif bisa jadi bulan depan dia make (narkoba). Jadi tidak cukup hasil tes urine tp harus dengan jejak rekamnya yang seperti apa, gitu," kata Henry lagi.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menambahkan partainya tidak akan mengusung calon kepala daerah mantan pecandu narkoba. PDIP akan selektif memilih atau mengusung calon kepala daerah.

"Ya sudah pasti kalau PDIP akan sangat selektif melihat rekam jejak seseorang. Kita sebisa mungkin calon-calon PDIP itu adalah orang dengan rekam jejak yang baik," katanya.

Henry pun berharap kepada masyarakat agar tidak memilih calon kepala daerah yang punya rekam jejak pengguna narkoba seperti itu karena kemungkinan dia kambuh lagi terbuka lebar. Dia menekankan pemakai musiman suatu saat dia memakai lagi ada.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya