VIVA.co.id - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Mahyudin mengaku melihat fenomena yang terjadi di masyarakat akhir-akhir ini belum mengarah pada disintegrasi bangsa. Namun jika itu terjadi, maka disintegrasi menurutnya hanya menguntungkan pihak asing.
"Karena, dengan perpecahan lewat pembenturan dua atau lebih kekuatan berbeda mereka akan diuntungkan. Mereka dapat menguasai perekonomian Indonesia tanpa harus bersusah payah," kata Mahyudin lewat sambungan telepon, Rabu 17 Mei 2017.
Menurut Mahyudin, apa yang terjadi dalam masyarakat sebenarnya bukan hal rumit. Yakni hanya miskomunikasi atau perbedaan perspektif dalam melihat sebuah permasalahan.
"Dan sayangnya, media baik media mainstream maupun media sosial turut andil dalam hal ini," ujar Mahyudin.
Mahyudin menegaskan miskomunikasi ini memang banyak dipengaruhi oleh pemberitaan media massa. Seperti contohnya saat kejadian penolakan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
"Ini disebabkan pemberitaan yang keliru tentangnya oleh salah satu media nasional. Fahri disebut Sekjen FPI dan kehadirannya akan melantik Pengurus FPI Sulawesi Utara. Ini berita provokatif," kata Mahyudin.
M Kece Dituntut 10 Tahun Penjara
Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut hukuman 10 tahun penjara untuk terdakwa M Kece terkait kasus penistaan agama.
