Jokowi Juga Sindir Prabowo Soal Presidential Treshold

Pertemuan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo juga menyindir Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat bertemu dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Kamis 27 Juli 2017, malam. Saat itu, Prabowo mengatakan presidential threshoald 20 persen adalah lelucon.

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

"Nah apalagi, kita sudah mengalami dua kali presidential threshold 20 persen, 2009 dan 2014, kenapa dulu tidak ramai?" kata Jokowi, saat di Cikarang Bekasi, Jawa Barat, Jumat 28 Juli 2017.

Jokowi berasumsi, dulu semua pihak sepakat kalau PT itu 20 persen. Tapi aneh kalau Pemilu 2019 masih diterapkan tetapi malah disebut lelucon. Menurut Jokowi, penyederhanaan sangat penting dilakukan dalam rangka visi politik ke depannya.

Gus Miftah Curiga Jokowi Pilih Bahlil Lahadalia Jadi Menteri Karena Lucu, Bukan Prestasi

"Coba bayangkan saya ingin berikan contoh, kalau 0 persen, kemudian satu partai mencalonkan kemudian menang, coba bayangkan nanti di DPR, di parlemen," katanya.

Yang terjadi selama ini, walau banyak partai pendukung tetapi kondisi di parlemen atau DPR juga tidak mulus. Apalagi, kalau presidennya nanti, dari partai yang keterwakilannya di DPR sedikit.

Jokowi Tegaskan Freeport Bukan Milik Amerika Lagi, tapi Indonesia

"Kita dulu yang 38 persen saja (gabungan parpol pendukung Jokowi pada Pilpres 2014) kan waduh. Ini proses politik yang rakyat harus mengerti. Jangan itu ditarik-tarik seolah-olah presidential trheshold 20 persen itu salah," kata Jokowi.

Selain itu, penetapan PT 20 persen menurut Jokowi bukanlah produk dari pemerintah.  "Ini produk demokrasi yang ada di DPR, ini produknya DPR, bukan pemerintah," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, PT sudah menjadi produk demokrasi dan sudah diketok atau disetujui oleh DPR. Kalau ada yang menolak, juga masih bisa mengajukan judicial riview ke Mahkamah Konstitusi. "Dulu ingat, dulu meminta dan mengikuti, kok sekarang jadi berbeda?" kata Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya