Menakar Peluang Giring Nidji Jadi Politikus

Giring Nidji jadi pasukan oranye.
Sumber :
  • Facebook Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta

VIVA.co.id - Artis atau tokoh yang populer, tenar di masyarakat selalu menarik perhatian partai-partai politik. Hampir tidak ada partai politik di Indonesia saat ini, yang tidak merekrut mereka sebagai anggota atau kader.

PSI DKI Tolak Amandemen Perpanjang Masa Jabatan Presiden

Paling baru adalah vokalis grub band Nidji, Giring Ganesha, yang akrab disapa Giring Nidji. Pria kelahiran Jakarta, 14 Juli 1983 itu mendaftar sebagai calon anggota legislatif partai baru, Partai Solidaritas Indonesia alias PSI.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, menuturkan bahwa sebagaimana partai-partai lainnya, PSI ingin mendongkrak popularitasnya melalui artis. Menurutnya, dengan merekrut artis diharapkan akan makin membumikan atau memperkenalkan PSI ke masyarakat.

Sebelum Akun Instagram Hilang, Giring Cerita Soal Mobil China

"Artinya PSI ingin lebih dikenal luas dan dipilih masyarakat," kata Siti saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu, 6 September 2017.

Namun masalahnya, lanjut Siti, pola-pola menjadikan artis sebagai vote getter dan sekaligus kader ini bukan strategi baru lagi. Karena sudah marak dilakukan dan menjadi tontonan yang biasa saja.

Berkunjung ke Gunungkidul, Giring Ungkap Asal Usul Namanya

"Preferensi pemilih saat ini adalah ke isu-isu yang tak sekadar partai itu terkenal/populer tapi lebih ke kualitasnya. Apakah partai cukup trusted, punya integritas dan mempromosikan kader-kader yang oke yang tak punya masalah dengan kasus etika dan korupsi," katanya.

Lantas, apakah seorang Giring memiliki kapasitas atau kemampuan untuk terjun ke politik, dalam hal ini menjadi caleg? Siti memberikan jawabannya.

"Dia adalah penyanyi dan belum pernah menjadi politisi. Mungkin mudah menilai Giring sebagai penyanyi ketimbang dia sebagai politisi. Untuk menilainya butuh waktu," tutur Siti.

Siti menambahkan dunia politikus tidak sama dengan seniman. Untuk menjadi politikus yang andal dan kredibel butuh talenta tersendiri.

"Kompetensi sebagai politisi harus dimiliki agar kehadirannya diperhitungkan. Tak sedikit artis yang nyaleg tapi tak terpilih," kata dia.

Meski demikian, Siti menilai titik persoalan sebenarnya bukan pada artis atau bukan artis. Tapi apakah seseorang siap menjadi kader dengan bekal yang ada.

"Di tengah ketidakpercayaan publik yang tinggi ke parpol, sudah sepatutnya bila parpol berbenah memperbaiki kualitasnya diri, khususnya dalam menyediakan dan merekrut kader-kader the best-nya," tutur Siti Zuhro.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya