Fahri Hamzah Soroti Manuver Jokowi dengan Projo

Konsolidasi Nasional Relawan Jokowi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Irwandi Arsyad

VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, menilai kehadiran Presiden Joko Widodo dalam Rakernas Relawan Jokowi atau Projo menunjukkan bahwa dia sudah mulai "menghidupkan mesin" nonpartai. Langkah Jokowi itu dinilai tidak konsisten dengan seruan kepada para anggota kabinetnya, yang sebagian juga politikus dari berbagai partai.

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

"Di satu sisi, beliau meminta menteri untuk tidak kampanye, tapi di sisi yang lain Presiden mendorong agar relawan seperti Projo berkampanye. Itu mengisyaratkan banyak hal ya. Banyak kalimat itu agak bersayap, gitu," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Jumat 8 September 2017.

Hal itu disampaikannya menanggapi imbauan Jokowi kepada menterinya agar tak ikut-ikutan berkampanye.
 
"Mungkin itu positif juga bagi anggota kabinet ya. Artinya siapa yang ikut dalam kabinet itu mungkin dimaksudkan orang yang enggak perlu hadir dan menjadi aktivis partai, dia tidak boleh merangkap jabatan. Tapi mendorong relawan di satu sisi," kata Fahri.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

Ia melanjutkan, Jokowi sendiri bisa dianggap sebagai orang partai. 

"Tapi agak seram sebenarnya karena Presiden mengatakan yang nonpartai Projo ini silakan berkampanye. Kenapa saya bilang seram maksudnya karena Pak Jokowi itu percaya betul pada armada nonpartai gitu lho. Dan itu tadi suruh kampanye. Jadi saya kira Pak Jokowi mulai memanaskan mesin nonpartainya," kata dia lagi.

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

Fahri tak menampik mesin politik nonpartai bisa lebih efektif. Itu sebabnya sudah mulai digerakkan dua tahun sebelum Pemilu 2019. Pada Agustus tahun depan diperkirakan sudah muncul nama-nama bakal calon presiden.

"Artinya kampanye lebih kencang. Tapi menghidupkan mesin Projo dan relawan setahun sebelumnya juga punya efek buruk. Efek buruknya adalah kompetisi ini akan liar, gitu. Sebab ada banyak kelompok relawan yang kadang-kadang enggak ada penanggung jawabnya.

Terutama relawan di sosial media. Situasi akan panas tapi panasnya itu banyak yang tidak diketahui apinya datang dari mana," kata Politikus PKS ini. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya